Mohon tunggu...
Ridha Resti Fauzia
Ridha Resti Fauzia Mohon Tunggu... -

\r\n\r\n\r\n" Kesalahan adalah alasan mengapa setiap orang harus belajar :) "\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cara Belajar Anak Usia Dini

12 Maret 2014   20:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:00 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pada umumnya rentangan usia dini masih melihat segala sesuatu sebagai saqtu kenutuhan (holistic) sehingga pembelajarannnya masih bergantung dengan objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialaminya.

Adapun dasar-dasar dari aktifitas anak pada rentangan usia dini (usia 2-10 tahun) adalah :

a.Anak belajar memerankan perasaan / nurani dalam pergaulan. Dimana perasaan atau nurani merupakan pola tingkah laku yang kompleks yang tidak dipelajari melainkan diperoleh dari kelahiran dan dapat terlihat pada seseorang.

b.reflek-reflek dan aktifitas tubuh. Tujuan gerakan refleksionis adalah melindungi dari kemungkinan menerima rangsangan baik dari luar maupun yang menimbulkan kecurigan, missal : batuk, tangan, bersin, dan kedipan mata.

c.Interaksi dan sosiolasasi. Dimana pada masa ini anak mulai membentuk sikap terhadap kelompok dan lembaga social, belajar bergaul kususnya bagi anak usia 4 – 10 tahun.

d.Kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan dan keinginan anak pada usia seperti ini sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak. Kebutuhan dan keinginan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kebutuhan fisiologis-organis (makanan, air, dan oksigen) dan kebutuhan psikis. Kebutuhan psikis anak diantaranya : kebutuhan akan kasih saying, kebutuhan akan rasa aman, terlindungi, jauh dari perasaan takut, dan cemas.

e.Kebutuhan akan kebebasan menyatakan diri.

f.Kebutuhan mengadakan hubungan dengan sesama atau bersosialisasi.

g.Kebutuhan akan rasa harga diri (Hawadi, 2001)

Berdasarkan karakter tersebut, guru dapat menciptakan suasana belajar yang memadahi agar siswa dapat menemukan pengalaman nyata dan terlibat langsung dengan alat dan media. Peranan guru sangat penting untuk menciptakan sitiasi belajar sesuai dengan teori Piaged. Bebrapa implikasi teori Piaged dalam pembelajaran, menurut Slavin (dalam Nur, 1998:27), sebagai berikut :

1)Memfokuskan pada proses berfikir anak, tidak sekedar pada produknya. Disamping itu, dalam pengecekan kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami proses yang digunakan anak sampai pada jawaban tersebut.

2)Pengenalan dan pengakuan atas peranan anak-anak yang penting sekali dalam inisiatif diri dan ketertiban aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

3)Penerimaan perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan. Bahwa seluruh anak berkembang melalui urutan perkebangan yang sama namun mereka memperolehnya pada kecepatan yang berbeda. Oleh karena itu, guru harus melakukan upaya khusus untuk lebih menata kegiatan-kegiatan kelas untuk individu-iindividu an kelompok-kelompok kecil anak-anak daripada kelompok klasikal. Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Di dalam kelas tidak menyajikan pengetahuan jadi, melainkan anak didorong untuk menemukan sendiri pengetahuan itu melalui  interaksi dan lingkungannya oleh karena itu, guru dituntut mempersiapkan beraneka ragam kegiatan yang memungkinkan anak melakukan kegiatan secara langsung.

Dari implikasi teori  Piaget di atas, jelaslah guru harus mampu menciptakan keadaan pebelajar yang mampu untuk belajar sendiri. Artinya guru tidak sepenuhnya mengajarkan suatu bahan ajar kepada pebelajar, tetapi guru dapat membangun pebelajar yang mempu belajar  dan terlibat aktif dalam belajar.

Sebagaimana telah dikemukakan di  awal, anak usia TK/RA berada pada tahapan operasional konkret.  Pada rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut : (1) memandang dunia secara objektif, dari satu aspek situasi dan memandang unsure-unsur secara serentak, (2) berfikir pada hal-hal yang konkret, (3) menggunakan cara berfikir konkret untuk mengklasifikasikan benda-benda dengan menggunakan simbol-simbol untuk menyatakan objek-objek dunia, dan (5) pemikiran masih bersifat egosentris.

Memerhatikan tahapan perkembangan berfikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia TK/RA memiliki tiga cara yaitu :

Pertama, Konkret

Yakni yang dapat diraba, dicium, dilihat, didengar, diotak-atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dighadapkan dengan preristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, asehingga lebih nyata, lebih factual, lebih bermakna dan kebenarannya lebih dapat dipertanggung jawabkan.

Kedua, Integratif

Pada tahap usia TK/RA anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni, dari hal umum di bagian demi gagian.

Ketiga, Hierarkis

Pada tahapan usia TK/RA, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal sederhana ke hal-hal yang lebih omples. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatika mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi.

Dengan memerhatikan karakter tersebut, maka anak usia dini belajar dengan caranya sendiri. Bermain merupakan carqa belajar yang sangan penting bagi anak usia dini. Sering guru dan orqang tua mengajarkan anak sesuai dengan jalan pikiran orang dewasa. seperti melaarang anak untuk bermain. Akibatnya apa yang diajarkan orang tua sulit diterima anak dan banyak hal yang disukai oleh anak dilarang oleh orang tua ; seballiknya banyak hal disukai orang tua tidak disukai oleh anak.  Untuk itu orang tua dan guru anak usia dini perlu memahami hakikat perkembangan anak dan hakikat PAUD agar dapat memberi pendidikan yang sesuai dengan jalan pikiran anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun