Ini Kantor Kejagung bergengsi yang ditempati oleh banyak orang pintar, ahli, peralatan modern, keamanan bisa ketat, koq bisa terjadi kebakaran kayak Pasar Murah saja?
Bukan negative thingking sih. Kantor Kejaksanaan itu kan bukan kayak pasar yang banyak kayu, kertas atau barang-barang rongsokan yang mudah terbakar.
Kantor Kejagung itu, sejauh pengetahuan saya sebagai orang awam, pasti punya almari yang Fireproof. Lemari anti api. Pasti bukan almari kayu kayak orang kampung. Dan untuk membangun kantor Kejagung itu, menggunakan duit rakyat.
Sebagai rakyat kecil, boleh dong menerka? Kebakaran malam hari tadi, selagi banyak yang tidur, gedung segede itu, pasti bukan karena ulah orang yang tidak sengaja nuangkan bensin satu jirigen.
Nilai Politis
Saya pernah dengar cerita. Ada seorang perampok Bank yang tertangkap. Saat diinterogasi, dia dituduh mengambil uang di bank sebanyak Rp 600 juta. Dia berani sumpah, katanya hanya ambil Rp 100 juta. Lha yang Rp 500 juta ke mana raibnya?
Zaman sekarang ini banyak orang pintar. Ibukota itu pusatnya orang cerdik pandai. Tapi malah sering kecolongan, kebanjiran dan kebakaran.
Sang Perampok bilang, :"Enak aja......, kami yang merencanakan, yang sibuk dan kerja keras hanya dapat Rp 100 juta. Eh...yang nempati bank mengambil lebih banyak Rp 500 juta. Parahnya, kami yang dituduh dan menjalani hukuman."
Istilahnya, kebakaran di Kejagung, bisa dipastikan punya nilai politis. Itu pasti. Kalau hanya karena Arus Pendek, mengapa melalap gedung sebesar itu?
Konflik Tingkat Tinggi
Kantor Kejaksaan ini tempat nyimpan berkas kasus-kasus berat yang pelakunya orang besar dan punya banyak uang untuk berani bayar.