Kampus Hanya Mendidik
Saya baru paham sesudah wisuda. Bahwa tugas kampus itu hanya mendidik. Mereka tidak peduli apakah lulusannya dapat kerja atau tidak. Karena memang bukan tanggngjawab mereka. Bahkan, sebelum wisuda, bagaimana membuat CV saja, kami tidak diajarkan.Â
Padahal kita tahu, CV itu penting untuk mencari kerja. Apalagi keterampilan seperti 'Interview Skills'. Mahasiswa disuruh cari sendiri.
Bisa dimaklumi, karena mata kuliah tersebut tidak tertuang dalam kurikulum. Jadi, tidak ada keharusan kampus untuk membekalinya. Kecuali kampus-kampus yang 'peduli' atau yang merasa bahwa ini dibutuhkan oleh calon wisudawan.
Teman-teman saya boleh dikata 100% nyontek pembuatan CV dari Internet. Kata 'Interview Teknik' nyaris tidak pernah mendengar. Adalah wajar, sesudah wisuda, gelagapan mencari cara bagaimana memperoleh itu semua agar bisa berburu kerja. Dari sini kami mulai mengerti, ternyata kampus hanya mendidik. Tidak memandu cari pekerjaan.
Ironisnya, kampus menghimbau kami untuk 'melaporkan' kerja di mana. Data itu penting guna peingkatan perolehan nilai akreditasi kampus. Atau saat tahun ajaran baru. Guna menarik peminat, bahwa lulusannya banyak yang 'berhasil' dan kerja di berbagai lembaga bonafid.
Kampus perlu menyiapkan materi pembekalan mencari kerja sebelum wisuda. Misalnya CV Writing skills, Interview Technique, Job Searching Technique, kalau perlu short English Course dengan mengundang dosen tamu/praktisi. Ini tidak mahal. Dari pada uangnya digunakan pesta hanya untuk seremonial wisuda.
Kompetisi Sengit
Tidak kurang dari 17 juta mahasiswa yang ada tersebar di sekitar 4000 kampus di seluruh Indonesia. Berarti, rata-rata terdapat 4.250.000 mahasiswa penghuni di setiap kampus. Jika dibagi 4 angkatan per kampus, maka setiap angkatan terdapat 1000 lebih.Â
Dengan kata lain, sebanyak itu pula kampus mewisuda setiap tahunnya. Itu jumlah minimal. Belum lagi terhitung dengan lulusan pendidikan vokasi setingkat SMK. Semuanya membutuhkan pekerjaan dengan penghasilan. Bukan kerja tapi tidak dibayar.
Profesi saya sebagai perawat. Sebagai jebolan pendidikan profesi, kami merasa memiliki bekal cukup untuk mampu bekerja terlebih perawat untuk bekerja itu tidak mudah. Disyaratkan memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) yang hanya bisa diperoleh sesudah lulus Uji Kompetensi.