Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Sistem, Moral, dan Hukuman pada Kasus Djoko Tjandra

31 Juli 2020   19:19 Diperbarui: 1 Agustus 2020   10:03 1182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Dictio Community 

Saya punya teman orang Filipina yang menanyakan apakah boleh fotocopy buku. Saya jawab di Indonesia, apa yang tidak boleh? Dia tersenyum. Ini artinya, di negaranya, sudah menjadi budaya bahwa fotocopy buku itu illegal. Kecuali dengan izin pemilik/penulisnya.

Jadi, selain didukung oleh sistem, harus diperkuat dengan pendidikan moral sebagai fondasinya guna mencegah korupsi. Nah, di sinilah perannya. Meskipun Djoko Tjandra moralnya kuat, dia tidak tahan dengan godaan uang. Jadi gimana?

Hukuman

Djoko Tjandra hanya pelaku yang mungkin tidak paham bahwa mental korup itu tidak baik. Kita tidak bisa salahkan langsung karena sistem yang kita punya kurang solid, pendidikan moral tidak mendukung dan hukuman bagi koruptor terlalu ringan.

Lihatlah Saudi Arabia yang menerapan hukum pancung. Tiongkok mengeksekusi lebih dari 1 juta orang dalam tiga tahun hingga 2016. Korea Utara menghukum mati 50 pejabat pada tahun 2015. Jerman memberikan hukuman seumur hidup dan mengembalikan hartanya sejumlah yang dikorupsi (IDN Times, 30 April, 2020).

Kalau di kita, nenek melarat mencuri ayam dihukum dua tahun, tetapi koruptor dengan enaknya berlenggang-kangkung. Di penjara, bisa beli faslitas seperti hotel bintang lima. Makanya mereka tidak jera.

Source: IDN Times
Source: IDN Times

Djoko Tjandra

Sebetulnya mengurangi angka korupsi itu gampang. Mau di Aceh atau Papua, sama saja. Koruptor ada di mana-mana jika peluang mendukung, sistem lemah, meskipun moral kuat. Namun kalau diancam hukuman pancung, orang akan mikir 1000 kali.

Kasusnya Djoko Tjandra terjadi karena ketiga faktor tersebut di atas bertemu jadi satu. Yakni moral rendah, sistem tidak jalan dan hukuman pun ringan. Makanya orang semacam Tjandra tidak bakal kapok.

Sepanjang Pemerintah kita tidak tegas atas hukuman terhadap koruptor, kasus korupsi di negeri ini tidak bakalan punah. Yang paling penting lagi adalah orang-orang yang duduk di papan atas birokrat sendiri harus ngasih contoh. Kalau orang kalangan bawah mah, selamanya melarat. Kalau harus korupsi, paling banter korupsi waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun