Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

30 Tahun Jadi Penyuluh KB, Baru Kali Ini Saya...

5 Juni 2020   12:57 Diperbarui: 7 Juni 2020   12:09 1601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Penyuluhan Keluarga Berencana | Property of Tribunnews.com

dokpri
dokpri
Jakarta mana paham?

Kami masih bisa mengerti, mengapa kali ini THR tidak kami terima. Ya... karena negara sedang ditimpa musibah. Munjungan saat ini sepi. Di mana-mana lockdown. Orang takut ke luar rumah.  Kantor, pasar dan sekolah sunyi. Tidak lagi ada lalu-lalang pedagang (bakul) keliling. Kalaupun ada, harus memenuhi protocol kesehatan. Sekarang tidak lagi terihat Bakul Etek (penjual keliling dengan menggunakan motor) dari kecamatan sebelah masuk Munjungan. 

Orang desa juga malas mengenakan masker. Mereka bilang susah nafas jika ada masker. Masker menggantung di dagu, bukan nutup hidung. Surat Keterangan Sehat dari tempat domisili diminta untuk pedagang dari luar desa. Orang sana umumnya malas mengurusnya.

Entahlah, apakah ini namanya curhat atau sekadar share kisah nyata? Yang pasti, Kecamatan Munjungan tidak sendirian.

Seperti yang dikisahkan Bapak Saeroji, S.Pd. M.Ag. dari Kecamatan Munjungan-Trenggalek Selatan-Jawa Timur.

Malang, 4 June 2020.
Ridha Afzal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun