Kami masih bisa mengerti, mengapa kali ini THR tidak kami terima. Ya... karena negara sedang ditimpa musibah. Munjungan saat ini sepi. Di mana-mana lockdown. Orang takut ke luar rumah. Â Kantor, pasar dan sekolah sunyi. Tidak lagi ada lalu-lalang pedagang (bakul) keliling. Kalaupun ada, harus memenuhi protocol kesehatan. Sekarang tidak lagi terihat Bakul Etek (penjual keliling dengan menggunakan motor) dari kecamatan sebelah masuk Munjungan.Â
Orang desa juga malas mengenakan masker. Mereka bilang susah nafas jika ada masker. Masker menggantung di dagu, bukan nutup hidung. Surat Keterangan Sehat dari tempat domisili diminta untuk pedagang dari luar desa. Orang sana umumnya malas mengurusnya.
Entahlah, apakah ini namanya curhat atau sekadar share kisah nyata? Yang pasti, Kecamatan Munjungan tidak sendirian.
Seperti yang dikisahkan Bapak Saeroji, S.Pd. M.Ag. dari Kecamatan Munjungan-Trenggalek Selatan-Jawa Timur.
Malang, 4 June 2020.
Ridha Afzal