Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

30 Tahun Jadi Penyuluh KB, Baru Kali Ini Saya...

5 Juni 2020   12:57 Diperbarui: 7 Juni 2020   12:09 1601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Penyuluhan Keluarga Berencana | Property of Tribunnews.com

Saya diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil pada tahun 1989. Domisili di Kecamatan Munjungan, Trenggalek Selatan.

Menurut teman-teman saya dari luar kota Trenggalek, daerah Munjungan ini cantik. Jalan berkelok, naik turun wilayah pegunungan, kemudian turun, ke pesisir pantai Laut Selatan. Sungguh indah kata mereka. Bagi saya yang sudah lama di sana, tidak ada istimewanya. Biasa saja.

Munjungan adalah daerah terpencil, 40 km arah selatan Kabupaten Trenggalek, provinsi Jawa Timur.

Sebenarnya asli saya dari Kecamatan Watulimo, tetangga sebelah Munjungan. Saya menetap di Munjungan karena keluarga, tempat kerja dan rumah kami di sana.

Tiga puluh tahun di sana, tentu bukan waktu yang singkat. Wajar jika sebagai orang kesehatan, saya sangat mudah dikenal oleh masyarakat. Ibaratnya, cukup dengan menyebut nama 'Sae...' semua orang tahu, di mana saya berada. Kayak artis tingkat kecamatan.  

Profesi saya perawat. Lulusan SPK lebih dari 30 tahun silam. Waktu itu sangat mudah mendapatkan pekerjaan. Boleh dibilang peluang kerja yang mencari kita. Tanpa banyak mengalami kesulitan, tanpa harus bayar ini itu, saya dapat. Dekat rumah lagi.

Berbeda dengan teman-teman sekolah, kami hanya 2 orang yang bekerja di BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional). Kami 100% PNS statusnya.

Hingga tahun 1990, BKKBN di kecamatan kami yang terpencil lokasinya, masih belum memiliki kantor terpisah. Kami ndompleng satu sudut kamar di kantor Kecamatan.

Untuk transportasi, hanya ada sebuah sepeda motor hanya sebuah. Itu pun kondisinya sudah sangat memprihatinkan.

Saya sendiri gunakan sepeda Ontel. Padahal, lokasi Munjungan tergolong sulit. Lebih dari 50% wilayahnya berbukit. Kalaupun rata, jalannya tidak mulus. Berbatu dan sungai.

Alhamdulillah, mungkin sudah suratan demikian, tantangan ini tidak membuat saya mundur atau berniat menarik diri dari profesi sebagai Penyuluh KB (PKB).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun