Â
Mulai dari pawai obor, lomba-lomba religi seperti marawis, qosidah dan membaca al-quran sampai dengan acara ceramah kiai ternama. Acara-acara tersbut sangat diminati oleh masyarakat Cibaliung dari mulai anak-anak yang ikut pawai obor sampai nenek-nenek yang mendengarkan ceramah kiai. Namun sayang tahun ini masyarakat Cibaliung Kembali harus rela melewati maulid nabi tanpa adanya perayaan dan pesta masyarakat.
Berbeda dengan tahun lalu yang terhalang oleh pandemi, tahun ini penyebab utamanya adalah perbaikan jalan masal yang mengganggu lalu lintas sepanjang desa. Perbaikan jalan ini sudah berlangsung selama kurang lebih 2 bulan. Jalan dari mulai perempatan raya Cibaliung sampai ujung desa dirombak total demi memperlebar dan memperbaiki lubang-lubang pada jalan.
Dari narasumber yang kami dapat, perbaikan jalan ini dapat terus berlangsung selema tiga tahun, dan berujung di desa Cimanggu kurang lebih 15 kilometer dari desa Cibaliung. Selain menyebabkan popusi debu akut, perbaikan jalan ini juga menyebabkan macet total setiap harinya.Â
Ditambah saat ini juga jalan yang masih dalam tahap perbaikan itu menjadi sangat bergelombang oleh batu-batu dan sangat licin ketika hujan dikarnakan banyaknya lumpur. Hal ini yang menjadi pertimbahan berat masyarakat Cibaliung untuk tidak mengadakan pawai obor keliling desa, maupun acara desa lainnya.
Perbaikan jalan secara masal ini sangat berdampak bagi masyarakat Cibaliung, dari mulai kegiatan sehari-hari sampai dengan acara-acara desa. Bahkan silaturahmi antar sesame pun menjadi terganggu. Semoga saja perayaan maulid nabi di desa Cibaliung tahun depan dapat diselenggarakan Kembali dengan meriah.