Gempa bumi yang menerpa Sumatera Barat pada 2009 silam menyebabkan banyak kerusakan di berbagai lini. Akses jalan banyak terputus, sampai pasar-pasar tradisional rusak dan tak layak guna. Akibatnya roda perekonomian masyarakat sekitar sempat terhenti.
Yang terparah terjadi di Kota Pariaman. Pasar tua yang sudah berdiri sejak tahun 1987 itu menyisakan kondisi bangunan yang mengkhawatirkan, sehingga perlu segera direvitalisasi. Namun apa daya keterbatasan anggaran daerah menyebabkan perbaikan tak bisa dilakukan dengan cepat.
Kondisinya rapuh dan bisa bobrok kapan saja tentu akan sangat membahayakan para pedagang dan pembeli. Apalagi pasar ini adalah pasar terbesar di Kota Pariaman. Sudah pasti banyak masyarakat sekitar berbebelanja di sana.
Demi menghindari permasalahan yang tidak diinginkan seperti kecelakaan dan lain-lain, pemerintah setempat sudah mengajukan proposal kepada pemerintah pusat agar segera memberikan bantuan dana untuk perbaikan sebesar Rp120 miliar.
Permintaan tersebut direspon dengan baik oleh Kementerian Perdagangan dan Kementerian PUPR. Pemerintah tak tinggal diam. Terbang dari Jakarta ke Pariaman untuk mengunjungi dan melihat langsung kondisi di lapangan. Tak main-main, kunjungan itu langsung dipimpin oleh kedua orang menteri.
Seusai berkeliling, keduanya bersepakat untuk mengucurkan dana sesuai dengan yang tertera di proposal dan berjanji revitalisasi akan segera dimulai di awal tahun 2019. Ini sudah menjadi prioritas utama di pemerintahan saat ini agar roda ekonomi di tatanan grassroot tetap bisa berjalan maksimal.
Dialog dengan para pedagang Pasar Pariaman pun sempat dilakukan oleh Menteri Perdagangan untuk mengecek harga dan stok bahan makanan pokok. Mendag pun menyatakan kondisi masih aman terkendali. Tak luput pula mengingatkan kepada pemerintah daerah agar tetap menjaga koordinasi bila terjadi sesuatu.
Upaya seperti ini harus dipertahankan. Apalagi menjelang akhir tahun, lonjakan harga kerap terjadi karena ketersediaan bahan makanan pokok semakin menipis. Koordinasi yang baik adalah kuncinya.