Aku dan kamu telah menjalani sebuah ikatan layaknya remaja muda lainnya selama beberapa tahun, ya, kita berpacaran bukan lagi hitungan bulan. Meski tak seindah kisah yang kau bayangkan, aku tetap bertahan karena aku mencintaimu dengan sepenuh hati. Cinta ini pula yang ternyata belakangan aku ketahui telah menyakitimu. Cinta dan cemburuku pula yang membuatmu sering menangis di malam yang seharusnya kau nyenyak terlelap.
Seringkali aku menyesali, kenapa aku tak pernah bisa melepaskanmu. Berulang kali kau putuskan hubungan kita, tapi slalu akan ku mohon padamu untuk kembali. Berulang kali pula kau memintaku menjauhi dirimu tapi aku tak pernah menurutinya, tetap saja aku akan menghubungimu. Seperti candu kau menghantui pikiranku, membuatku ketergantungan.
Bukan karena tak ada wanita lain yang mau menerimaku, tapi hanya padamu aku memperoleh kenyamanan. Hanya padamu aku berharap agar kau lah yang menjadi sandaranku, tapi layaknya perempuan normal lainnya, tak ada yang tahan pada sikapku, tak ada yang tahan mendengar ceritaku, mungkin inilah saatnya aku hidup tanpa bergantung dan bersandar pada seorang wanita.