Mohon tunggu...
Richmercy Family Ministry
Richmercy Family Ministry Mohon Tunggu... Human Resources - Media Literasi Pelayanan Kaum Intelektual Dalam Iman Kristen

Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Efesus 4:13 - Until we all attain to the unity of the faith and of knowledge of the Son of God - a mature person, attaining to the measure of Christ's full stature. Ephesians 4:13

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Allah Berkemah di Antara Umat-Nya (Yohanes 1:14)

13 Desember 2019   12:00 Diperbarui: 13 Desember 2019   12:08 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Memasuki bulan Desember semarak kemeriahan Natal sudah mulai dirasakan. Persiapan Natal telah jauh-jauh hari dipersiapkan. Dapat dikatakan bagi sebagian besar umat Kristen, Natal merupakan perayaan yang dilaksanakan dengan penuh sukacita. Sepanjang bulan Desember akan penuh dengan perayaan Natal. Namun Natal bukan sekedar perayaan sukacita yang dapat dinikmati hanya dibulan Desember saja. Jika kita memahami apa arti lahirnya Yesus Kristus ke dunia ini, tentu perayaan Natal menjadi suatu sukacita yang menakjubkan kepada Allah yang Agung.

Natal yang kita rayakan setiap tahun mengingatkan kita peristiwa lahirnya Yesus Kristus ke dunia ini. Rasul Yohanes menuliskan dalam Yohanes 1:14 LAI (TB), Firman itu telah menjadi manusia, dan diam (ESKNSEN, ber"Kemah", ber-"Tabernakel", ber-"Shekinah") di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. (KJV), And the Word was made flesh, and dwelt among us, (and we beheld his glory, the glory as of the only begotten of the Father,) full of grace and truth. Ayat ini menunjukkan kepada kita Allah yang berinkarnasi menjadi sama seperti manusia, dan kehadiran Yesus Kristus di dunia membawa makna Allah yang tinggal diam di antara manusia.

Kata "diam" dari bahasa aslinya berarti ber"Kemah", ber"Tabernakel", ber"Shekinah" dalam kebudayaan orang Yahudi bukanlah sesuatu yang asing. Kata ini menyiratkan sejarah bangsa Israel pada waktu bangsa ini keluar dari tanah Mesir. Allah memerintahkan melalui Musa agar mendirikan Kemah Suci (Kel 25:8). Jika demikian, bagaimana kita dapat memaknai Natal tahun ini?

Kelahiran Yesus Kristus bermakna Allah yang berkemah di antara manusia. Tabernakel atau Kemah Suci, Tabernakel adalah simbolisme dari Sorga di mana Allah berdiam. Kemah Suci (bahasa Ibrani: Mishkan, , "Tempat tinggal [Allah]") adalah tempat ibadah sentral yang dapat dipindah-pindahkan untuk bangsa Ibrani sejak masa mereka meninggalkan Mesir setelah peristiwa Exodus (pembebasan dari Mesir), hingga masa para hakim ketika mereka terlibat dalam upaya penaklukan negeri Kanaan, hingga unsur-unsurnya dijadikan bagian dari Bait Allah yang permanen di Yerusalem sekitar abad ke-10 SM (Wikipedia.org). Kemah Suci merupakan tempat pertemuan Allah dan umatNya, dan menjadi sarana persekutuan Allah dengan umatNya. Kemah Suci adalah Tempat Kudus bagi Allah, dimana Ia berkenan diam di antara umatNya (Kel 25:8).

Kata "diam" diantara kita menekankan kehadiran Allah. - SHEKINAH di dalam kepercayaan Yahudi dipahami sebagai "Dia yang bertempat tinggal atau Dia yang ber-"kemah", dalam artian: Dia yang bertakhta." Sering dihubungkan dengan kemuliaan Allah, cahaya atau awan supernatural yang muncul di atas tabut perjanjian (Keluaran 40:34; Imamat 16:2; 2 Samuel 6:2; 1 Raja-raja 8:10; 2 Tawarikh 5:13; Mazmur 80:1; Yesaya 37:16; dan Yehezkiel 9:3).

Dengan korban datang mendekati Allah. Di dalam Perjanjian Lama Ia dikatakan hadir di dalam Kemah Pertemuan-Nya, dan di situ Ia mengadakan persekutuan yang indah dengan umat pilihan-Nya, namun pertemuan-Nya bukan sekedar pertemuan, tetapi selalu disertai dengan adanya korban. Oleh karena keberdosaan manusia, manusia terpisah dari Allah, dan berada dibawah hukuman kematian. Karena itu setiap kali manusia datang kepada Allah, ia harus membawa "korban darah". Dalam Hukum Taurat, "Darah" itu telah ditetapkan Allah sebagai 'Alat Pembayaran yang Sah'. Kita bersyukur Yesus Kristus datang ke dunia ini untuk menjadi korban pendamaian (Mark 10:45). Oleh karya-Nya di kayu salib kita diterima di hadapan Tuhan sebab ada "Tutup Pendamaian" dengan percikan darah Domba yang memperlayakkan sehingga kita boleh bertemu dengan Tuhan Allah kita. Semua perangkat dan ritual itu selesai dan tidak lagi kita lakukan oleh karena Yesus Kristus telah menggenapkannya bagi kita.

Di dalam Kemah itu kita boleh diingatkan, Tuhan memberikan kita makanan, di dalam Kemah itu kita diingatkan Ia adalah sumber terang dan sumber kehidupan, di dalam Kemah itu kita datang membawa doa-doa kita kepada Tuhan.

Bagaimana kita memaknai Natal tahun ini? Kelahiran Yesus Kristus memberikan sukacita terbesar sepanjang masa karena Allah berkenan hadir/berkemah, ber-Tabernakel di antara kita. Dia datang ke dunia ini, kepada ciptaan-Nya untuk memberi hidup, memberi penebusan, memberi segala kebutuhan kita. Kehadiran Allah yang berkemah di dalam hati kita sudah tentu membuat hidup kita berbeda dari sebelumnya. Ketika Ia berkemah di dalam hati kita, maka kehadiran-Nya pasti dalam segala keadaan, baik suka maupun duka. Kehadiran-Nya memberi tuntunan, penyertaan dan pemeliharaan. Dan yang terutama adalah Dia menjadi pusat hidup kita, yang bertahta dan berdaulat di dalam segalanya.

Selamat Natal bagi kita semua.

Song 

Hidup Bagi Kristus - Astri Sinaga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun