Mohon tunggu...
Rian Afriansyah
Rian Afriansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Halo, saya Rian, saya sangat suka bermain games dan saya sangat menyukai konten oleahraga terutama sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Solusi Beban Ganda Perempuan Dalam Keluarga dan Pekerjaan

7 Juli 2025   07:20 Diperbarui: 7 Juli 2025   07:18 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
beban ganda perempuan

A. Dimensi Beban Ganda: Antara Pekerjaan dan Domestik

Menurut Ofetri dalam penelitiannya menggambarkan bahwa kondisi buruh perempuan yang bekerja sebagai pembuka terpal di stockpile Pulau Baai, Bengkulu mengalami tekanan fisik dan emosiaonal karena harus menanggug beban ganda yaitu diluar rumah sebagai buruh dan dirumah sebagai ibu rumah tangga yang mengurus pekerjaan rumah tanpa adanya dukungan dari lingkungan sekitarnyabaik dari pasangan maupun keluarga. Hal ini dapat mempengaruhi banyak hal (Ofetri et al., 2025)..

(Delfan & Handoyo, 2025) berpendapat bahwa peran ganda yang dilakukan oleh perempuan di bidang pekerjaan sering kali diperumit oleh masalah keluarga yang tidak stabil, seperti dalam kasus perempuan broken home di Madiun yang dimana perempuan tidak hanya mencari nafkah tetapi juga menjadi pengasuh dalam rumah tangga dan pengambilan keputusan dalam keluarga. Ketidak seimbangan ini menyebabkan konflik peran yang memerlukan strategi adaptif dan manajemen waktu yang ketat.

B. Strategi Adaptif dan Coping Mechanism

Beberapa studi menyoroti berbagai strategi yang dikembangkan oleh perempuan untuk bertahan dalam situasi beban ganda. (Sabilla et al., 2025) mengkaji tentang penggunaan strategi problem-focused coping bagi kalangan ibu rumah tangga yang memiliki peran ganda. Strategi membahas tentang perencanaan waktu, pelibatan anggota keluarga dalam pekerjaan rumah, serta pencarian dukungan emosional. Meskipun efektif secara individual, strategi ini tidak menyentuh akar masalah yang lebih dalam.

Strategi komunikasi dan pengambilan keputusan juga menjadi aspek penting yang dibahas oleh (Destarini & Bona, 2025). Berpendapat bahwa didalam keluarga yang fungsional, komunikasi yang sehat dan baik dapat berguna untuk perempuan dalam menyampaikan kebutuhannya dengan pasangannya. Namun, masih banyak keluarga yang menjunjung cara lama dan menolak untuk peran yang ditukar, sehingga komunikasi strategis ini tidak selalu berhasil.

C. Konteks Pendidikan dan Kesetaraan Gender

Perspektif akademik juga menunjukkan bahwa beban ganda tidak hanya dirasakan oleh perempuan pekerja, tetapi juga mahasiswa perempuan. (Oleh: JIHAN NUR SALSABILA 101210099 Pembimbing:, 2025) mencatat bahwa mahasiswi jurusan pendidikan sosiologi masih dihadapkan pada beban domestik yang tinggi di luar aktivitas perkuliahan. Hal ini memperlihatkan bahwa pemahaman kesetaraan gender belum dapat di pahami dalam keluarga maupun lingkungan sosial.

(Aizza & Hanim, 2024) berpendapat bahwa pentingnya pendekatan work-life balance atau keseimbangan gaya hidup untuk menciptakan harmoni antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Menurutnya, strategi ini hanya dapat berhasil jika ada sinergi antara institusi kerja, keluarga, dan regulasi pemerintah. Perempuan pekerja membutuhkan waktu fleksibel, fasilitas penitipan anak, dan cuti yang ramah keluarga.

D. Refleksi Struktural dan Rekomendasi Strategis

Dari pembahasan keseluruhan diatas bisa kita simpulkan bahwa strategi untuk mengatasi peran beban ganda oleh perempuan tidak cukup hanya bersifat individual. Perlu kebijakan yang berpihak kepada perempuan seperti diperkuatnya regulasi untuk kerja ramah gender, Pendidikan atau sosialisasi tentang kesetaraan gender, serta transformasi nilai-nilai budaya yang menempatkan perempuan sebagai subordinat. Pendekatan holistik dan multisektor menjadi kunci untuk mendobrak sekat peran gender yang masih mengakar kuat di masyarakat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun