Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menjaga Laut dari Sampah Elektronik, Kisah Inspiratif I Gede Merta Yoga Pratama

8 Oktober 2025   01:08 Diperbarui: 8 Oktober 2025   01:18 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjaga Laut dari Sampah Elektronik (diedit dari image.idn.media)


Kalau bicara soal Bali, kebanyakan orang langsung membayangkan pantai yang indah dan laut biru yang memanjakan mata. Tapi di balik keindahan itu, ternyata ada masalah besar yang jarang dibicarakan: tumpukan sampah elektronik yang diam-diam mencemari lingkungan. 

Dari sinilah kisah inspiratif I Gede Merta Yoga Pratama bermula - seorang pemuda asal Denpasar yang memutuskan untuk berbuat sesuatu demi laut yang lebih bersih. Saya pertama kali mendengar nama Gede dari sebuah artikel tentang komunitas peduli lingkungan. Awalnya saya kira dia aktivis lingkungan biasa, tapi setelah membaca lebih dalam, saya sadar perjuangannya jauh lebih serius. 

Ia tidak sekadar mengajak orang buang sampah pada tempatnya, tapi benar-benar membangun sistem pengelolaan limbah elektronik melalui gerakan bernama EwasteRJ. Inisiatif ini menjadi solusi kreatif untuk mengatasi masalah yang belum banyak orang sadari.

PERJALANAN AWAL YANG PENUH TANTANGAN
Gede memulai langkahnya pada tahun 2015. Saat itu, ia masih kuliah dan sering melihat tumpukan barang elektronik rusak yang menumpuk di rumah dan sekitar kampus. 

Banyak orang bingung mau membuang barang-barang seperti baterai, kabel, dan charger ke mana. Akhirnya, sebagian besar dibuang begitu saja ke tempat sampah biasa, lalu terbawa air hujan ke laut. Dari situ, Gede merasa ada yang harus ia ubah.

Dengan semangat sederhana, ia mulai membuat titik pengumpulan e-waste kecil di lingkungan kampusnya. Ia mengajak teman-teman dekatnya membantu memisahkan komponen elektronik yang masih bisa digunakan. 

Awalnya, respon masyarakat belum besar. Tapi Gede tidak menyerah. Ia terus menjelaskan bahaya limbah elektronik --- bahwa logam berat di dalamnya bisa mencemari tanah, air, bahkan masuk ke rantai makanan laut yang akhirnya kita konsumsi juga.

EDUKASI YANG MENGUBAH POLA PIKIR
Saya terkesan dengan caranya mengedukasi masyarakat. Gede tidak menyalahkan orang karena belum sadar, tapi justru mendekati dengan cara yang sederhana dan menyenangkan. Ia sering datang ke sekolah untuk berbagi pengetahuan tentang daur ulang, atau mengadakan lokakarya kecil di komunitas lokal. Ia bahkan membuat kegiatan "Tukar Sampah Elektronik dengan Pohon" supaya masyarakat merasa ikut berkontribusi sambil dapat manfaat langsung.

Anak muda seumuran Gede biasanya sibuk mengejar karier atau kesenangan pribadi, tapi ia justru memilih jalur yang berbeda. Menurut saya, itu keputusan berani. Ia ingin menunjukkan bahwa menjaga lingkungan bisa dilakukan siapa saja, tanpa harus jadi ilmuwan atau pejabat. Yang dibutuhkan hanyalah niat dan konsistensi.

DARI GERAKAN KECIL JADI INSPIRASI NASIONAL
Seiring waktu, EwasteRJ berkembang pesat. Dukungan datang dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan universitas di Bali. Kini titik pengumpulan e-waste sudah ada di beberapa kota besar. Masyarakat mulai terbiasa membawa limbah elektronik mereka ke tempat yang benar. Tak hanya itu, EwasteRJ juga bekerja sama dengan pihak pengelola resmi untuk memastikan limbah tersebut diproses secara aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun