Selama liburan, biasanya berat badan menjadi naik, kemageran naik. Lantas apakah ketertarikan seksual juga naik ? Mari kita simak bersama-sama.
Sebuah penelitian oleh sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Ian B. Wood dari School of Informatics & Computing di Indiana University, AS. Wood, yang menganalisis tren aktivitas seksual di 129 negara di tahun 2017 menemukan bahwa ketertarikan seksual meningkat saat liburan dan hari raya.
Di negara mayoritas Kristen, terjadi peningkatan ketertarikan seksual di periode sekitar Natal. Untuk negara mayoritas Islam, tren ini terjadi selama minggu-minggu Idul Fitri dan Idul Adha. Ketertarikan seksual ini diukur dari meningkatnya jumlah pencarian terkait seks di Google.
Dibeberapa negara, ketertarikan seksual juga ditunjukan dengan meningkatnya angka kelahiran sembilan bulan setelah periode liburan dan hari raya.
Dari hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa fenomena ini dipicu oleh rasa kedekatan dan bahagia yang meningkat ketika periode liburan dan hari raya. Saat liburan dan hari raya, banyak orang yang lebih memperhatikan koneksi dan kedekatan emosional dengan orang-orang terdekatnya, sehingga gairah seksual semakin mudah dimunculkan.
Para peneliti menjelaskan bahwa hal ini bukan merupakan suatu fenomena yang sifatnya biologis, tetapi merupakan fenomena sosial yang dipicu oleh kehangatan suasana liburan dan hari raya.
Apakah kehidupan seksual selalu memuaskan disaat liburan? hal ini belum tentu benar. Survey yang dilakukan terhadap orang-orang di kota London pada tahun 2016 menemukan bahwa sebanyak 52% responden mengharapkan seks yang lebih baik semasa periode liburan, tetapi 60% mengakui bahwa harapan ini tidak terpenuhi.
Tentunya data ini tidak bersifat umum ke masyarakat indonesia.
Hasil penelitian ini juga menjelaskan bahwa ketidakpuasan ini dapat dipicu karena berbagai kebiasaan yang dapat menyita perhatian, mengganggu hubungan, dan memicu pertengkaran antara pasangan saat liburan, misalnya sering memeriksa hp, terlalu banyak waktu dihabiskan di depan hp saat berhubungan seks, Â dan terlalu sering mengunggah konten di media sosial.