Mohon tunggu...
Ria Fachria
Ria Fachria Mohon Tunggu... Novelis - Menulis, menghargai diri dalam kata

Seorang penulis yang masih belajar mengeja kata baik sebagai Content Writer, Ghost writer, dan penulis novel anak dan dewasa. Penulis menyukai budaya, alam dan segala senti ciptaan Tuhan di jagad raya yang terbentang luas ini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Tolong Menolong di Aceh

15 Januari 2021   06:00 Diperbarui: 15 Januari 2021   06:37 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Banda Aceh

Tolong menolong adalah suatu tradisi yang membuat segalanya menjadi lebih mudah untuk diwujudkan.

Suatu ketika, saya pernah bertandang ke rumah seorang kerabat. Tak lama setelah saya tiba, waktu makan siang pun tiba.

Sang kerabat, mengajak mengajak turut serta makan siang di rumahnya.

"Jangan pulang dulu ya," ujarnya padaku.

"Makan siang dulu di sini," tambahnya lagi

Dengan perasaan sungkan, saya pun menurut. Namun setelah paham bahwa itu adalah kebiasaan masyarakat Aceh, maka saya pun melakukan hal yang sama. Saat ada yang bertandang ke rumah dan  waktu pun berjalan seiring obrolan kami. Ketika jam makan tiba aku mengajaknya ikut makan siang bersama walaupun dengan lauk seadanya.

Bukan karena itu sedang lebaran, melainkan memang begitulah adat dalam suku bangsa Aceh.

Saat saya berada di Lhokseumawe, tetangga saya pernah bilang, tak baik membuat tamu lapar pada jam makan tiba.

Aceh memang dikenal dengan kebiasaannya yang unik. Selain karater rakyat aceh yang dikenal sebagai pemberani, dermawan seperti contoh sumbangsih rakyat aceh dengan mengumpulkan emas mereka yang kemudian termasuk dalam emas monas. Belum lagi dalam pembelian pesawat dakota atau R1001 dan R1002 atau selawah 001 dan selawah 002 yang kemudian menjadi cikal bakal pesawat garuda saat ini.

Kebiasaan tolong menolong ini pula yang menjadi sorotan dunia, tatkala Aceh menampung pengungsi etnis Rohingya di tanah mereka. Tak puas menampung, mereka pun menyediakan barak-barak sebagai tempat tinggal, mengupayakan tercukupi sandang dan pangan sampai kepada masalah pendidikan, meskipun dengan segala keterbatasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun