Magelang bukan sekadar tempat wisata dengan alam yang hijau dan udara sejuk. Di salah satu desanya, Karangrejo, saya menemukan kisah sederhana tentang ketulusan, empati, dan semangat pemberdayaan yang jarang tersorot. Semua berawal dari program Capacity Building Bintang Beasiswa Glow and Lovely bersama Hoshizora Foundation. Perjalanan yang mengajarkan kami cara berpikir kritis sekaligus menumbuhkan empati dalam memahami realitas sosial di lapangan.
Sebelum berangkat ke Yogyakarta dan Magelang, kami lebih dulu mengikuti sesi daring bersama Kak Andhika Mahardika, Founder dan CEO Agradaya. Melalui tema “Sharpen the Mind, See Beyond the Surface,” kami belajar bahwa berpikir kritis bukan hanya soal menganalisis data, tetapi kemampuan untuk memahami konteks, sebab, dan nilai kemanusiaan di balik sebuah masalah.
Dari sana saya mulai menyadari bahwa berpikir kritis dan empati tidak bisa dipisahkan. Logika tanpa hati akan terasa kering, sedangkan empati tanpa arah bisa kehilangan makna. Untuk benar-benar memahami masyarakat, kita tidak cukup hanya mempelajari mereka, tetapi harus belajar dari mereka.
Belajar dari Masyarakat, Bukan Tentang Mereka
Beberapa minggu kemudian, kami berangkat ke Yogyakarta untuk melanjutkan sesi capacity building secara langsung. Salah satu sesi yang paling berkesan dipandu oleh Kak Tri Buanna Desy Arianti, seorang inspiratif dan Founder Kraosan tempat pengembangan masyarakat yang telah lama berkecimpung dalam pengrajin bambu kreatif untuk membantu UMKM Masyarakat desa Karang Rejo.
Materinya berjudul “Grow with the Community, Act with Empathy.” Dari awal, Kak Desy sudah menegaskan bahwa bekerja bersama masyarakat tidak bisa dimulai dari niat “menolong,” tetapi dari kemauan untuk tumbuh bersama.
Satu kalimatnya begitu membekas di kepala saya:
“Inferioritas juga punya sisi penting.”
Awalnya saya tidak memahami maksudnya. Tapi perlahan saya sadar, merasa kecil di hadapan masyarakat bukanlah kelemahan, melainkan tanda kerendahan hati untuk belajar. Justru dengan tidak merasa paling tahu, kita bisa lebih menghargai orang lain dan membuka ruang dialog yang setara.