Mohon tunggu...
Rhadiya Annisa Zahra
Rhadiya Annisa Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa

....

Selanjutnya

Tutup

Nature

Keharusan Perpindahan Energi Terbarukan

2 Juni 2025   19:58 Diperbarui: 2 Juni 2025   18:59 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kita baru-baru ini dikejutkan dengan cuaca di kota Samarinda ini yang kian memburuk dengan pasang tinggi sungai dan curah hujan yang lebat serta perubahan cuaca yang tiba tiba. Hal-hal tersebut tidak lepas dari pengaruh emisi gas rumah kaca, dimana lapisan ozon kian menipis tiap waktunya. Karen hal inilah transisi energi terbarukan di Indonesia bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan yang mendesak.

Ketergantungan yang berkelanjutan pada bahan bakar fosil membawa konsekuensi negatif yang signifikan terhadap lingkungan, terutama melalui emisi gas rumah kaca yang memicu perubahan iklim dengan dampak nyata seperti kenaikan permukaan air laut dan cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Selain itu, polusi udara akibat pembakaran bahan bakar fosil juga mengancam kesehatan masyarakat.

Pada sisi lain, Indonesia dianugerahi potensi sumber daya energi terbarukan yang melimpah, mulai dari radiasi matahari yang konstan, angin yang berhembus, aliran air sungai, kekayaan biomassa, hingga potensi panas bumi yang sangat besar. Pemanfaatan sumber daya lokal ini tidak hanya akan meningkatkan kemandirian energi nasional, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru melalui penciptaan lapangan kerja, investasi dalam proyek-proyek hijau, dan biaya energi jangka panjang yang lebih stabil dan kompetitif.

Energi terbarukan ialah dimana kita memanfaatkan sumber daya alam yang selalu ada dan bisa diperbarui, tidak akan habis seperti minyak atau batu bara. Contohnya, sinar matahari bisa yang diserap oleh panel surya di atap rumah atau di ladang luas untuk menghasilkan listrik. Angin juga bisa diubah menjadi listrik menggunkan kincir angin besar di darat atau di laut. Air yang mengalir di sungai atau waduk bisa memutar turbin dan menghasilkan listrik, seperti di bendungan-bendungan. Lalu, ada tumbuh-tumbuhan dan sampah organik yang bisa diolah menjadi bahan bakar seperti biogas untuk masak atau listrik. Terakhir, panas dari dalam bumi bisa dimanfaatkan untuk memanaskan air dan menghasilkan uap yang menggerakkan turbin listrik. Jadi, energi terbarukan ini memiliki banyak cara untuk digunakan, mulai dari listrik di rumah, bahan bakar kendaraan, sampai listrik untuk pabrik dan kota, dan yang paling utama, sumbernya selalu ada dan lebih ramah lingkungan.

Muhammad Hanif, Ketua Generasi Energi Bersih (GEN-B) Surabaya, memaparkan bahwa Indonesia mempunyai potensi energi terbarukan yang berlimpah, mencapai sekitar 3.687 GW berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Potensi tersebut terdiri dari energi surya sebesar 3.294 GW, hidro 95 GW, bioenergi 57 GW, bayu (energi angin) 155 GW, potensi panas bumi 23 GW, potensi laut 63 GW. Potensi EBT tersebut sangat besar, tersebar, dan beragam.

Lalu menurut Komunitas Dian Aksara dalam buku berjudul Energi Alternatif, (2007), sumber energi alternatif atau sumber energi terbarukan dibutuhkan, sebab cadangan sumber energi utama semakin menipis. Hal ini dibuktikan dengan persediaan minyak bumi yang terus menipis setiap harinya. Energi terbarukan bisa dimanfaatkan secara bebas dan berkesinambungan karena tersedia secara tak terbatas di alam. Melihat adanya potensi energi terbarukan yang sangat tinggi, Indonesia memiliki peluang dalam memberikan akses energi merata secara berkelanjutan.

Karena itu, percepatan transisi energi terbarukan di Indonesia adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat ditunda. Pemerintah, sektor swasta, dan seluruh elemen masyarakat perlu bekerja sama atau bahkan berkolaborasi untuk memaksimalkan potensi energi terbarukan yang dimiliki bangsa ini. Investasi dalam infrastruktur energi baru terbarukan, pengembangan teknologi, dan regulasi yang mendukung adalah langkah-langkah yang harus segera diimplementasikan. Selain itu, edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya energi bersih juga memegang peranan penting dalam keberhasilan transisi ini. Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang berlimpah secara bijak dan inovatif, Indonesia tidak hanya dapat mengurangi dampak buruk perubahan iklim dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup, tetapi juga mewujudkan kemandirian energi yang kokoh, menciptakan lapangan kerja baru, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan demi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun