Mohon tunggu...
Rizal Firdaus
Rizal Firdaus Mohon Tunggu... Freelancer - Bukan siapa-siapa

Gue bukan siapa-siapa. Jadi, yuk ngobrol seputar apapun biar tambah-tambah informasi.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Lo Gak Dapet Kerjaan, Terus Pemerintah yang Salah?

29 Januari 2020   08:09 Diperbarui: 29 Januari 2020   08:21 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Salah satu faktor paling penting dalam hidup adalah bisa mendapatkan pekerjaan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Orang-orang berbondong-bondong berbaris, panas-panasan, rela mengantre panjang demi mendapatkan sebuah pekerjaan. Selain itu, paradigma masyarakat percaya bahwa sekolah setinggi-tingginya akan membawa mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.

Akan tetapi kenyataannya, seperti di kutip pada laman iNews.id bahwa pada bulan agustus 2019, pengangguran lulusan universitas berjumlah 737.000 orang dengan rentang pendidikan S1 hingga S2. Sedangkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), per bulan agustus 2019, jumlah pengangguran lulusan universitas mencapai 5,67 persen dari total angkatan kerja sekitar 13 juta orang. BPS juga mencatat, lulusan SMK masih menempati posisi teratas dalam daftar pengangguran tertinggi dengan persentase hingga 10,42 persen.

Dengan demikian, bisa kita lihat bahwa pengangguran di Indonesia masih terlampau tinggi. Melihat fenomena ini terjadi, lalu sebagian masyarakat menghubungkannya dengan kebijakan pemerintah yang gagal. Masyarakat menyalahkan pemerintah dengan berbagai kritikan. Ada yang mengatakan bahwa pemerintah terlalu mempersulit masyarakat dalam mendapatkan pekerjaan, atau pemerintah terlalu membebaskan pekerja asing untuk masuk Indonesia.

Padahal jika kita lihat, perusahaan di Indonesia rata-rata memilih atau menerima pekerja dengan pertimbangan sebagai berikut.

1. Usia

Usia 20-24 tahun adalah awal permulaan memasuki dunia karir (fresh graduate). Dari sini perusahaan akan menilai apakah kamu cukup gigih dalam bekerja.

2. Skill atau kemampuan

Menurut pakar manajemen SDM, Faustino Cardoso Gomes, perusahaan akan memilih karyawan atau calon karyawan yang memiliki knowledge, skill, ability, attitude dan behavior yang bagus. Karena itu semua akan berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan.

3. Status

Walaupun menikah adalah hak setiap orang, ada beberapa pertimbangan untuk menerima orang yang bekerja dengan status sudah memiliki keluarga. Hal tersebut akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi perusahaan, di mana jika karyawan sering tidak masuk, terutama karena kepentingan yang berhubungan dengan keluarga (istri dan anak), maka akan berpengaruh pada rutinitas dan produktivitas di kantor.

Dari data di atas, bisa kita lihat bahwa sebetulnya untuk bisa diterima bekerja atau mendapatkan pekerjaan, kita hanya perlu memiliki kriteria di atas. Akan tetapi, jika kita lihat penyebab dari pengangguran yang terjadi, menurut lifepal antara lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun