Mohon tunggu...
Rezha Fathurrahman
Rezha Fathurrahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA

Saya hobi bermain game,membaca komik dan lainnya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran Manusia Diganti dengan Teknologi

10 Januari 2023   22:29 Diperbarui: 10 Januari 2023   22:46 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

AI atau Artificial Intelligence adalah suatu contoh teknologi yang terus berkembang dari beberapa tahun terakhir ini dan laju perkembangannya semakin pesat sampaisaat ini. AI (Artifical Intelligence) adalah sistem yang dapat melakukan tugas-tugas yang biasanya dilakukan oleh manusia. Contohnya, seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, mengerti bahasa, dan lain-lainnya. 

Dengan adanya sebuah algoritma yang canggih tersebut, AI (Artifical Intelligence) dapat mempelajari dan mengadaptasi dari data yang telah diberikan padanya, sehingga dapat terus mempelajarinya dan meningkatkan performanya.

Dataset dan aktivitas algoritma terbesar dihasilkan oleh jaringan-jaringan sosial global yang mengawasi segala tindakankita di dunia maya. Dataset ini juga dapat digunakan supaya kita dapat mengantisipasi, mengarahkan kebutuhan dan keinginan kita.

Perusahaan teknologi besar dan bank-bank penyedia hutang untuk negara miskin telah memanfaatkan potensi AI (Artifical Intelligence) untuk kemajuan ekonomi dan pembangunan nasional.

Semenjak pandemi COVID-19 yang telah terjadi menunjukkan kepada kita betapa berharganya data publik. Meski begitu, kehawatiran terhadap penggunaan AI (Artifical Intelligence) juga meningkat, terutama bahaya yang dapat ditimbulkan.

Dataset memiliki kekurangan besar terkait perihal cara pengumpulan data yang mengakibatkan beberapa kelompok orang tidak terlihat, tidak terwakilkan, dan terdiskriminasi.

Misalnya, jaringan masyarakat global menjalankan ekonomi berbasis data. Padahal, sebagian besar penduduk dunia tidak dapat terhubung ke internet, sehingga sebagian besar penduduk dianggap tidak ada.

AI (Artifical Intelligence) juga menciptakan risiko yang dapat menghambat kesetaraan gender. Sudah banyak laporan tentang bagaimana sistem-sistem AI (Artifical Intelligence) bias terhadap perempuan maupun gender lainnya.

Dan lebih buruk lagi, sistem AI (Artifical Intelligence) hanya mengandalkan asumsi dan data yang kurang mewakili kelompok yang mengalami diskriminasi. Akibatnya, hasil mesin komputasi itu hanya ketidaksetaraan gender, ras, dan penyandang disabilitas.
   

Disusun oleh : -Rezha Fathurrahman
                              -Andika Putra Lisano
                              -Wahyu Firmansyah
    Kelas INFORMATIKA ' A
 

SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun