Mohon tunggu...
Bloor
Bloor Mohon Tunggu... Lainnya - Masih dalam tahap mencoba menulis

Tertarik pada pusaran di sekeliling lapangan sepak bola. Belajar sejarah bukan untuk mencari kambing hitam

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

Secuplik Kisah Valentino Rossi Si Petarung

14 November 2021   15:38 Diperbarui: 14 November 2021   21:10 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ritual rutin The Doctor sebelum berpacu, mengobrol dengan motor (dok: motogp.com)

Akhirnya setelah begitu lama Valentino Rossi menutup karir balap MotoGPnya. Memang bukan perpisahan terbaik yang ia dapatkan, dia tidak menutupnya dengan gelar kesepuluhnya sebagai hal yang selalu ia idam-idamkan. Tapi memang pada dasarnya memang seorang petarung, VR46 perlu waktu sampai 12 tahun sejak terakhir kali juara dunia untuk bilang enough.

Sebagai generasi yang mengenal dunia balap dunia di awal 2000an, nama Michael Schumacher di F1 dan Valentino Rossi di MotoGP adalah ikon pada masa itu. Tapi kemudian saya lebih akrab dengan nama Rossi sebab Schumi keburu pensiun duluan di 2006 meskipun sempat comeback dengan hasil medioker di 2010. Tak ada juga orang yang menyebut temannya yang ngebut memakai mobil sebagai Schumacher wannabe.

Sosok petarung Rossi pertama kali terekam secara luas adalah ketika ia secara berani keluar dari Honda untuk bergabung dengan Yamaha. Bisa dibilang nama Honda adalah garansi kesuksesan di kelas 500cc kala itu. Sejak era Mick Doohan di 1990an memang Honda sudah menguasai papan juara MotoGP.

Rossi yang baru masuk di kelas tertinggi pada musim balap 2000 langsung diikat oleh Nastro Azzurro, satelit tim utama Repsol Honda. Memang skil berbicara banyak, Rossi langsung jadi runner-up di musim debut dan malah juara di musim depannya. Sampai sekarang ia menjadi satu-satunya rider yang juara dunia tapi tak berasal dari tim utama di MotoGP.

Segera saja ia dinaikkan menjadi rider utama Repsol Honda menggantikan juara musim 1999, Alex Criville. Mendapat tunggangan yang lebih yahud membuat Rossi makin moncer. Dia menang di 11 dari 16 balapan dan ditahbiskan menjadi juara musim 2002. Puncak kegemilangannya dengan Repsol Honda ada di musim 2003 ketika ia selalu naik podium di semua balapan.

Meski gemilang, ada saja nada-nada sumbang yang bilang sebenarnya motor Hondanya lah yang brilian. Rossi tertolong oleh pabrikan Honda yang memang unggul dalam merakit mesin yang jempolan. Demi pembuktian itulah akhirnya ia meninggalkan kenyamanan di Repsol Honda menuju Yamaha.

Bagi kita Rossi adalah pembalap dengan ciri khas petakilannya. Liat saja ketika sedang konpers, ketika pembalap lain ditanya dia pasti tak bisa diam. Entah dia mengajak pembalap di sebelahnya ngobrol atau sekadar memainkan kaca helm. Begitu pula dengan selebrasi seusai balapan, dia pernah berselebrasi membonceng maskot, pura-pura ditilang, hingga berlagak memainkan biola di tengah hujan deras Donnington Park.

Tapi menurut saya yang paling sentimentil adalah ketika Rossi menangis sehabis race Afrika Selatan musim 2004. Tak ada gimmick bikinan Rossi maupun timnya, dia hanya duduk termenung sambil menangis di depan motor YZR-M1 sehabis finis kemudian mengecup tunggangan barunya itu dengan mesrah. Tahun itu juga ia langsung juara lagi dengan motor Yamaha, membungkam semua kritik.

Tak berlebihan kemenangan ini begitu penting bagi karirnya (dok: motogp.com)
Tak berlebihan kemenangan ini begitu penting bagi karirnya (dok: motogp.com)

Mengawali musim baru dengan motor baru dan pabrikan baru, Rossi punya waktu mepet untuk menemukan setelan terbaik motornya. Dia baru bisa mencoba YZR-M1 di januari 2004, menunggu habisnya masa kontrak dengan Honda sampai 31 desember. Padahal balapan usai di oktober dan musim baru bergulir di april. Kemenangan instan di race pertama tentu rasanya begitu manis baginya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun