Mohon tunggu...
Bloor
Bloor Mohon Tunggu... Lainnya - Masih dalam tahap mencoba menulis

Tertarik pada pusaran di sekeliling lapangan sepak bola. Belajar sejarah bukan untuk mencari kambing hitam

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Fred (Masih) Patut Diapresiasi

30 Agustus 2021   13:46 Diperbarui: 30 Agustus 2021   14:49 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kewalahan sepanjang laga (dok: dailystar.co.uk)

Seusai Manchester United  menyudahi perlawanan Wolverhampton Wanderes laga Liga Primer Inggris nama Fred menghiasi banyak kolom media sosial. Sebenarnya sudah semenjak bergabung pada 2018, Fred sudah akrab akan roller coaster opini atas penampilannya. 

MU menebusnya sisa empat musim kontraknya dari Shaktar Donetsk dengan harga tak murah, 53 juta. Meski banyak menuai cibiran disasterclass-nya, lewat tulisan ini saya mengajak pembaca untuk sedikit mengapresiasi kerja kerasnya di Molineux semalam.

Ya benar, hal yang patut diapresiasi adalah kerja kerasnya. Pria kelahiran Belo Horizonte ini tak lain adalah orang yang dipilih Ole Solskjaer untuk menduduki role gelandang bertahan (DM) tadi malam. 

Wolves jelas bukan lawan sepele, semenjak 2018 pertemuan keduanya tak pernah berakhir dengan margin dua gol atau lebih. Apalagi tadi malam adalah laga tandang dan ditambah semangat membuncah Wolves mengincar poin perdananya.

Terus terang apa yang terjadi di lapangan adalah bencana bagi Fred. Amunisi serang Wolves berisikan Adama Traore dan Trincao dengan segala daya lebaknya, terutama Traore yang rangka tubuhnya mirip seorang running back american football. 

Apa yang dipunya Fred? Tingginya saja tak sampai 170 cm dan skil jelas tak mencukupi perannya tadi malam sebagai holding midfielder. Berkali-kali Fred malah kalah tanding dan dieksplotasi.

Tapi kenapa Ole memilih pemain yang pada laga sebelumnya mencetak gol bunuh diri di peran sevital gelandang bertahan?, jelas jawabannya karena tak ada yang lain. Bisa dibilang sektor inilah lubang terjelas skema permainan MU musim ini, ketiadaan DM yang mumpuni. 

Peran terbaik Fred adalah saling bahu membahu bersama McTominay menyisir lapangan sebagai double pivot. Sayangnya McTominay harus menepi sebab cedera.

Ada nama Matic sebagai DM murni yang tersisa di skuad musim ini. Sekali lagi sayangnya Matic sudah termakan usia. Duet Fred-Matic yang dicoba Ole di laga sebelumnya lawan Soton berbuah prahara setelah Matic sama sekali tak efektif, ditambah kurang klopnya kerja sama dirinya dengan Fred. 

Nama tersisa macam Van de Beek atau Lingard jelas mudah saja dicoret dari opsi. Memaksa Pogba turun jauh ke belakang dengan kewajiban memutus serangan?, jelas tindakan bunuh diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun