Mohon tunggu...
Reza CahyaAmelia
Reza CahyaAmelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Malang

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Adaptasi Pendidikan di Indonesia Setelah Pandemi Covid-19

15 Oktober 2022   11:32 Diperbarui: 15 Oktober 2022   12:01 6383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada masa pandemi Covid-19 tahun 2020 lalu, pembelajaran di Indonesia bahkan hampir di seluruh dunia mengalami gangguan. Mulai dari gangguan teknis dalam pembelajaran sampai gangguan psikologis baik dari tenaga pendidik maupun siswa. Gangguan-gangguan tersebut tentu saja menimbulkan permasalahan dalam sistem pembelajaran hingga dalam kehidupan sehari-hari. Semua orang tentu saja tidak siap menerima perubahan yang mendadak dan mengakibatkan kekacauan serta keresahan di semua aspek kehidupan.

Dalam praktik pendidikan selama pandemi Covid-19 2 tahun belakangan, hampir semua instansi pendidikan tentu saja menerapkan sistem pembelajaran daring, karena mewabahnya virus Corona sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan pembelajaran secara luring atau tatap muka. Siswa juga dituntut mandiri saat pembelajaran daring dan tidak bergantung pada guru/dosen. Siswa harus se-kreatif mungkin mengeksplor materi yang disampaikan oleh guru dan tidak hanya terpaku dari buku cetak saja. Siswa juga lebih bebas belajar karena waktunya lebih santai, tidak terlalu terikat seperti di sekolah formal.

Walaupun dinilai sudah efektif, tentu saja pembelajaran secara daring masih memiliki banyak kekurangan. Ketikdakmampuan dan ketidaksiapan dalam menghadapi pembelajaran daring di masa pandemi juga menjadi salah satu faktor penyebab dari penurunan kegiatan belajar. Siswa akan merasa lebih cepat bosan jika terus-terusan dituntut untuk belajar secara mandiri dan tidak ada arahan langsung dari seorang guru.

Selain itu, siswa juga kesulitan memahami materi yang disampaikan guru dalam proses belajar mengajar. Hal ini bisa disebabkan banyak hal seperti keterbatasan fasilitas/media yang dipakai, jaringan internet yang tidak stabil karena tempat tinggalnya di daerah yang cukup terpencil dan secara letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler, kemampuan ekonomi dari setiap siswa yang berbeda-beda, dan tentu saja dari tingkat pemahaman peserta didik yang dirasa tidak komprehensif.

Disini dapat dilihat dengan adanya pandemi Covid-19, sistem pendidikan di Indonesia saat itu ditekankan harus bisa menerima perubahan dengan cepat. Guru dan juga siswa harus cepat-cepat bisa beradaptasi dengan situasi tersebut, jika tidak maka mereka akan mengalami ketertinggalan dan akan mengakibatkan  menghambatnya proses belajar mengajar.

Di bidang pendidikan, pandemi Covid-19 tentu telah mengubah sistem pendidikan di Indonesia. Jika pada awalnya pembelajaran dilakukan secara luring/tatap muka, harus berubah menjadi pembelajaran daring, yang saat ini sebagian instansi pendidikan juga sudah menerapkan menjadi pembelajaran luring kembali.

Dalam penerapan setelah pandemi Covid-19, guru dan siswa telah belajar untuk lebih praktis dalam pembelajaran. Kembalinya sistem pembelajaran secara luring/tatap muka diharapkan mampu menaikkan efektivitas pembelajaran. Baik dari guru maupun siswa juga diharuskan untuk sama-sama maksimal dalam menghadapi situasi tersebut. Efektivitas pembelajaran luring akan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan efektivitas dari pembelajaran daring.

Dalam pembelajaran luring/tatap muka guru dan siswa dapat berinteraksi secara langsung dan tidak terhambat oleh ruang, jarak, waktu dan sebagainya. Interaksi satu sama lain yang sudah jarang dilakukan saat pembelajaran daring. Waktu fokus yang dihasilkan dari pembelajaran luring juga akan lebih lama dibandingkan pembelajaran daring karena saat pembelajaran daring pasti sering merasa bosan dan akhirnya malah melakukan hal yang lain. Dengan adanya pembelajaran luring, guru juga dapat memantau secara langsung apa yang sedang dilakukan oleh siswa karena mereka berada dalam satu ruangan yang sama, sebuah hal yang tidak dapat dilakukan saat pembelajaran daring. Siswa juga akan lebih merasa memiliki tanggung jawab apabila dilakukan pembelajaran secara luring/tatap muka.

Pembelajaran luring juga dinilai membawa lebih banyak dampak positif dibandingkan pembelajaran secara daring. Di antaranya adalah komunikasi dan interaksi dengan sesama menjadi lebih mudah, bisa berinteraksi secara langsung dengan teman ataupun guru, proses pembelajaran menjadi lebih fokus dan efektif, dan juga kesehatan mental para siswa lebih terjamin. Juga dapat meminimalisir kesalahpahaman dalam proses belajar mengajar, karena siswa dapat bertanya secara langsung dan apabila ada praktik siswa juga bisa terjun langsung ke lapangan.

Materi yang disampaikan juga akan lebih maksimal apabila melakukan pembelajaran secara luring/tatap muka. Dan dari siswa sendiri pun tentu lebih dapat menerima materi yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran luring dapat meningkatkan efektivitas belajar para siswa. Melalui pembelajaran daring yang sempat dilakukan selama pandemi, siswa menjadi lebih erat hubungannya dengan penggunaan teknologi. Sehingga saat pembelajaran daring tidak lagi dilakukan, siswa akan tetap hidup berdampingan dengan dunia digital. Meskipun penggunaan teknologi dalam pembelajaran offline tidak sekuat dalam pembelajaran online, siswa tetap menggunakan keahlian teknologi dalam aktivitasnya sehari-hari. Proses pembelajaran akan lebih efektif jika dilakukan secara offline dengan pemanfaatan teknologi yang terbaik.

Meski pandemi berakhir dan kegiatan belajar setelah pandemi tetap berjalan seperti biasa, tentu banyak perbedaan dengan pembelajaran sebelumnya. Hasil belajar siswa yang kurang baik selama pembelajaran daring dapat disebabkan oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru, minat belajarnya, dan kurangnya motivasi belajarnya. Karena keterbatasan pemahaman mereka terhadap materi pembelajaran, siswa akan kesulitan untuk memproses kegiatan pembelajaran di kelas. Sehingga siswa seperti mengulang dari awal untuk mengejar ketertinggalannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun