Mohon tunggu...
Reza Agus Purwanto
Reza Agus Purwanto Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

PUBG Mobile game creator content video

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Urgensi Dakwah sebagai Perisai di Zaman Modern dalam Mendidik Generasi Muda

27 Januari 2023   01:22 Diperbarui: 27 Januari 2023   01:29 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seiring berkembangnya zaman, tentunya semakin terlihat perbedaan mulai dari nilai moral, sosial, spiritual, dan intelektual pada era zaman abad ke-19 dan abad ke-20. Hal tersebut tentu menjadi bukti kekuasaan Tuhan yang dimana merupakan perwujudan dari terlaksananya janji yang telah tertulis di lauhul mahfudz. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda :

بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ

Yang artinya :

“Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh beruntungnlah orang yang asing” (HR. Muslim No.145)

Sesuai dengan hadist nabi yang telah disebutkan sebelumnya, maka pada awal permulaan berdirinya Islam, tentu Islam masuk ke dunia ini dalam keadaan asing yaitu dimulai dari kota Mekkah dan juga Madinah. Islam tidak diketahui dan juga semua orang belum ada yang mengamalkan kecuali beberapa orang saja. 

Namun, seiring berjalannya waktu maka Islam mulai menyebar dan orang-orang yang masuk ke dalam Islam semakin banyak jumlahnya dan semakin dominan diantara agama-agama yang lain. Hal tersebut akan sama pula prosesnya dan akan terjadi di akhir zaman yaitu sebagaimana awal kemunculannya. Islam akan semakin tidak dikenal dengan baik kecuali oleh sedikit orang dan tidak diterapkan sesuai dengan yang disyariatkan kecuali sedikit dari manusia dan mereka asing. 

Sebagaimana penjelasan hadist di atas, tentunya perkembangan zaman sangat mempengaruhi sikap spiritual dari masyarakat yang dimana terpengaruh oleh kemajuan teknologi. Teknologi berkembang dengan pesat tentunya memiliki banyak fungsi dan kemudahan, contohnya dalam hal komunikasi dan juga berita-berita terbaru dapat beredar lebih cepat. Namun, hal tersebut berkebalikan dengan perilaku generasi muda yang dimana tergerus oleh zaman. 

Dalam pandangan cendikiawan Islam, generasi muda itu adalah muslim muda harapan seluruh umat yang pandai menentukan sikap, tidak terbawa arus, dan insan qur’ani yang mampu menjadi tauladan untuk keluarga dan orang yang ada di sekitarnya. Yang berani menentang kesalahan dan memperbaikinya dengan kebenaran yang sesuai pegangannya (Al-qur’an dan Al-hadis).

Kebebasan ekspresi keagamaan dimulai sejak tahun 2000-an, ketika itu Gus Dur mengeluarkan Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2000 yang isinya memperbolehkan warga etnis Tionghoa untuk menyelenggarakan kegiatan keagamaannya. Dengan dikeluarkannya Inpres tresebut, masyarakat Tionghoa memiliki kesempatan dan kebebasan untuk merayakan hari keagamaannya. Implikasinya secara luas, Inpres tersebut memberikan kebebasan beragama secara umum. 

Menuru Elizabeth K. Nottingham dalam buku Jalaludin, agama adalah gejala yang berkaitan dengan usaha-usaha manusia untuk mengukur dalamnya makna dari keberadaan diri sendiri dan keberadaan alam semesta. Sedangkan menurut Max Muller mengatakan bahwa “Agama terbentuk dalam pikiran sebagai suatu yang tampak, dapat mempengaruhi karakter moral dari seorang manusia.”Selain itu, Agama atau religi didefinisikan sebagai “hubungan antara manusia dengan Jang Maha Kudus, dihajati sebagai hakikat bersifat gaib, hubungan mana menjatakan diri dalam bentuk kultus serta ritus dan sikap hidup berdasarkan doktrin tertentu.” Dari definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa agama bukanlah semata-mata turun temurun dari orang tua. Akan tetapi, agama memiliki makna yang kuat yaitu sebagai pedoman dalam berperilaku dan kepercayaan untuk hidup bertuhan dengan baik.

Seperti dengan permasalahan generasi muda yang sedang kita rasakan di tengah masyarakat saat ini, seperti merosotnya nilai-nilai kehidupan atau miskinnya etika di dalam kepribadiannya. Banyak dari generasi muda tidak dapat memanfaatkan dan mengambil hal positif dari adanya kemajuan teknologi, bahkan yang diambil adalah sisi negatifnya. Hal tersebut tentunya akan semakin memudahkan keadaan Islam semakin asing. Dari pandangan tersebutlah tentunya nilai dakwah sangat dibutuhkan demi meminimalisir dan menggiring masyarakat generasi penerus agar tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun