"Ancaman terbesar bagi planet kita adalah keyakinan bahwa orang lain yang akan menyelamatkannya." --- Robert Swan
Batang, 5 Agustus 2025 --- Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan di Kabupaten Batang menghadirkan sebuah inisiatif menarik dalam bidang lingkungan hidup. Reza Adhe Rayhan, mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Diponegoro, mengusung program Restorasi Mikro sebagai bentuk kontribusi nyata dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 13: Climate Action dan SDG 15: Life on Land.
Kegiatan ini berlangsung di Omah Tani Batang dan dihadiri oleh para anggota komunitas setempat. Program dimulai dengan sesi edukasi yang membahas urgensi perubahan iklim serta pentingnya menjaga ekosistem daratan. Peserta diajak memahami bagaimana perubahan iklim berdampak pada kehidupan sehari-hari, mulai dari cuaca ekstrem, penurunan kualitas lingkungan, hingga ancaman pada ketahanan pangan. Melalui diskusi interaktif, para peserta didorong untuk melihat bahwa menjaga lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan juga membutuhkan peran aktif masyarakat.
Setelah sesi edukasi, acara dilanjutkan dengan penanaman pohon sebagai bentuk implementasi nyata. Sebanyak 20 pohon pule (Alstonia scholaris) dan 30 pohon beringin (Ficus benjamina) ditanam di sekitar kawasan Omah Tani Batang. Bibit-bibit pohon ini merupakan dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Batang, yang turut melihat pentingnya kolaborasi antara mahasiswa, komunitas lokal, dan pemerintah dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Reza menjelaskan bahwa konsep restorasi mikro dipilih karena sesuai dengan kebutuhan lokal. Restorasi mikro menekankan pada tindakan sederhana namun konsisten untuk memperbaiki kualitas lingkungan dalam lingkup kecil. "Perubahan besar selalu berawal dari langkah kecil. Penanaman pohon hari ini mungkin terlihat sederhana, tetapi dalam jangka panjang pohon-pohon ini akan berkontribusi dalam menyerap karbon dioksida, menghasilkan oksigen, serta menciptakan iklim mikro yang lebih sejuk," ujarnya.
Lebih jauh, keberadaan pohon pule dan beringin juga memiliki manfaat ekologis penting. Selain menyerap emisi, akar pohon berfungsi mencegah erosi tanah, sementara kanopinya memberikan keteduhan dan menjaga kelembapan lingkungan sekitar. Dalam jangka panjang, pohon-pohon tersebut diharapkan dapat meningkatkan keanekaragaman hayati dengan menyediakan habitat bagi burung, serangga, dan organisme lain.
Program ini tidak hanya sekadar kegiatan seremonial, melainkan juga mengandung pesan moral bahwa setiap individu bisa berperan dalam menjaga bumi. Dengan melibatkan komunitas Omah Tani Batang, kegiatan ini menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjawab tantangan perubahan iklim. Edukasi yang diberikan diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran kolektif, sehingga masyarakat bisa menerapkan praktik ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari, baik melalui penghijauan, pengelolaan sampah, maupun penggunaan energi yang lebih bijak.
Di akhir kegiatan, para peserta menyampaikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa KKN Undip ini. Mereka menilai bahwa kegiatan semacam ini tidak hanya bermanfaat untuk lingkungan, tetapi juga mempererat hubungan antara mahasiswa dan masyarakat. Harapannya, program Restorasi Mikro dapat menjadi inspirasi bagi komunitas lain di Kabupaten Batang maupun daerah lain untuk ikut bergerak dalam mendukung pencapaian SDGs dan membangun lingkungan hidup yang lebih berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI