Membalas kebaikan orang yang telah berbuat baik tentu sangatlah mudah dan enteng dilakukan, ketimbang berbuat baik kepada orang yang sudah berbuat jahat (baca : tidak menyenangkan) kepada kita.
Suatu waktu, katakanlah tiba-tiba ada orang yang tidak ada angin tidak ada hujan menampar pipi anda dengan keras, "Plakkkk", atas kejadian itu kira-kira apa yang akan anda lakukan?
Setidaknya ada 3 respon yang mungkin akan anda lakukan pada saat itu.
Pertama, anda memilih diam saja tidak membalas dan melakukan apa-apa, anda rela dan menerima ditampar oleh si pelaku.
Kedua, anda membalas menampar si pelaku dengan keras, karena menurut anda, perbuatan si pelaku sangatlah tidak terpuji dan harus mendapatkan balasan yang setimpal.
Ketiga, anda justru membalas perbuatan tidak terpuji dari si pelaku itu dengan kebaikan, anda malah tersenyum dan memberikan sejumlah uang kepada si pelaku.
Berdasarkan simulasi ini, dalam bayangan anda, mana tindakan yang akan anda pilih? Diam saja, membalas balik, atau membalasnya dengan kebaikan?
Saya tidak tahu apa jawaban anda, atau mungkin anda pernah benar-benar mengalami kejadian itu, namun yang pasti kebanyakan dari kita akan memilih jalan yang kedua, yaitu dengan membalas balik perbuatan yang tidak terpuji itu, setiap dari kita pasti menjunjung tinggi keadilan dan apapun yang dilakukan seseorang, tentu harus dibalas sesuai dengan tindakannya.
Pilihan itu wajar-wajar saja, sebagai manusia yang penuh dengan kekurangan, kita kerap kali melekat dengan ego dan segala sesuatu harus dibalas sesuai dengan apa yang telah diperbuat.Â
Ketika anda memilih untuk selalu membalas perlakuan yang tidak menyenangkan yang dilakukan oleh orang lain terhadap anda, anda termasuk kedalam golongan orang adil.