Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Baca cerita terbaru saya disini : https://www.wattpad.com/user/Reypras09

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Menjadi "Otentik" dari Nadiem Makarim

7 Desember 2019   13:43 Diperbarui: 7 Desember 2019   14:00 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lagi-lagi Nadiem Makarim menjadi sorotan, segala macam sepak terjangnya di pemerintahan seperti nya dengan mudah menyedot perhatian masyarakat untuk terus membicarakan nya. Kali ini gaya pakaian nya yg sedang banyak orang bicarakan. 

Kejadian itu bermula pada saat beliau menghadiri acara pelantikan rektor Universitas Indonesia. Dengan santai dan gaya khas nya ia berani tampil beda di tengah-tengah gemerlap formalitas dan kekakuan para elit. Ia tampil cukup menawan dengan kemeja batik di padukan dengan jeans dan sepatu loafers nya. 

Source: rmolsumut.id
Source: rmolsumut.id
Kita bisa melihat bagaimana seisi ruangan tiba-tiba tertuju padanya. Beliau mampu menyihir semua orang dengan identitas asli dan keotentikan diri nya. Apakah ia merasa tertekan? Apakah ia merasa berbeda? Saya rasa tidak. Beliau malah terlihat santai dan nyaman dengan dirinya sendiri. Aura keotentikan nya sudah pasti mampu menghipnotis siapapun di ruangan itu.

Untuk tampil otentik memang tidak mudah, resikonya tentu adalah penolakan dan ketidaksetujuan dari masyarakat. Apapun yg di lakukan oleh orang otentik kerap di anggap salah, sesat dan bersebrangan dengan kebiasaan, aturan dan sudut pandang masyarakat. 

Namun di sisi lain orang otentik kerap di kagumi karena otentisitas karakter aslinya. Kadangkala mereka tampil mengejutkan dengan gagasan baru, dan ide-ide brilian nya. Mereka seperti memiliki kekuatan yg tidak dimiliki oleh orang-orang pada umumnya. Mereka tampil jujur, dan total menjadi dirinya sendiri.

Apa yang dialami oleh Nadiem Makarim juga pernah di alami oleh orang otentik bernama Bob Sadino, di mana pada saat itu ia di kritik keras karena masuk ke gedung DPR karena hanya menggunakan celana jeans kolor dan kemeja putih pendek saja. Tapi Bob Sadino tidak bergeming celana jeans kolor dan kemeja putih tetap menjadi icon dirinya hingga akhir hayat.

Kita juga bisa melihat tokoh-tokoh otentik lain seperti Soekarno dan Steve Jobs, kedua nya sama-sama memiliki satu karakter dan gaya yg khas yg berbeda dari orang pada umumnya. Soekarno dengan peci hitam, dan tongkat komandonya yang sangat melegenda. Steve Jobs dengan suiter polos hitam, jeans abu-abu dan sneaker-nya. Selalu melambangkan apa yg menjadi identitas dan jati diri nya yg kuat.

Pada abad inilah kita bisa menyaksikan dan menikmati kembali aksi-aksi dari orang otentik bernama Nadiem Makarim ini. Beliau menampilkan gaya baru, cara baru dan trobosan baru dalam menyelesaikan setiap persoalan pendidikan di negeri ini dengan apik dan cantik. Dari mulai naskah pidatonya yang sempat viral hingga gaya berpakaian nya yg di anggap terlalu casual membuat kita benar-benar merasakan kekuatan otentisitas diri nya.

Keotentikan akan selalu menghasilkan keunikan, namun juga dapat mengundang kontroversi dan kritikan. Tapi karena orang-orang otentik mempunyai jati diri dan identitas yg kuat, kritikan hanya sebatas angin lewat yg tidak penting dan tidak terlalu perlu di pusingkan. Orang otentik akan terus berjalan dan tampil nyentrik sesuai dengan fungsi dan kemampuannya. 

Namun bukan berarti orang otentik anti kritik, mereka tentu akan tetap terbuka akan kritik. Akan tetapi bila kritik itu tidak berbobot dan tidak pernah menyentuh pada area substansi, sudah bisa di pastikan mereka tidak akan peduli dan tetap akan setia pada hati nurani dan jati dirinya yg kokoh untuk terus melakukan yang terbaik dan berinovasi.

Apa yang dilakukan oleh Nadiem Makarim dan orang-orang otentik lainnya, memberi kita pesan bahwa setiap orang mempunyai keunikan, identitas, potensi, kekuatan, dan jati diri nya masing-masing sesuai apa yang telah Tuhan berikan untuk kita dan patut kita pergunakan sebaik dan seoptimal mungkin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun