Mohon tunggu...
Reviani
Reviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Revi

Sumedang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Pendidikan di Era Covid-19

31 Juli 2021   16:23 Diperbarui: 31 Juli 2021   16:50 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Virus corona merupakan penyakit virus yang menular. Saat ini virus corona kian meningkat dari taun sebelumnya. Gejala setiap orang yang terpapar covid-19 berbeda-beda bahkan ada yang merasa baik-baik saja ketika dia terkena virus tersebut. Gejala yang sering terjadi biasanya demam, batuk kering, tubuh merasa lemas. Namun, Sebagian orang yang terpapar covid ada yang indera perasa dan indera penciumannya hilang, ruam pada kulit, dan sakit kepala.

Terhitung kasus covid-19 di Indonesia sudah mencapai 3,08 juta sejak bulan Maret 2020, sudah membuat dampak besar dalam keberlangsungan hidup dimulai dari Perekonomian, Pendidikan, dan isu-isu politik yang semakin membara. Topik terbesar bagi pelajar yaitu sistem pendidikan saat ini yang kian menurun, sejak awal pandemi berada sistem Pendidikan di Indonesia ini dipaksa untuk menyesuaikan dengan keadaan yang harus melakukan pembelajaran jarak jauh dengan jangka waktu singkat, guru dan siswa yang belum memiliki bekal cukup untuk melakukan pembelajaran daring ( dalam jaringan ) hal tersebut mengakibatkan sulitnya dan menjadi hambatan untuk pembelajaran daring. 

Namun dibalik kesulitan tersebut sistem pembelajaran daring ( dalam Jaringan ) ini memiliki tujuan dari pencegahan penyebaran virus covid-19 dengan batasan akses secara langsung mungkin akan mengurangi penyebaran , kenyataan dilapangan kasus ini semakin meningkat sehingga proses pembelajaran daring ( dalam Jaringan ) terus diperpanjang hingga jangka waktu yang belum ditentukan.

Seperti yang sudah dibahas di atas kesulitan di Indonesia yaitu dari kurangnya bekal pengajar dan pelajar, seperti apa ? faktor digital yang masih sulit dijangkau oleh banyaknya orang menjadi hambatan pembelajaran, pertama kurangnya pelajar yang memilki handphone dan internet yang layak untuk belajar daring ( dalam jaringan ) , kedua bahkan pengajar pun masih terdapat beberapa yang sulit untuk mengakses internet dan juga melakukan sistem digital yang canggih, pengajar pun beberapa belum menguasainya.

"Sisi negatif dari pendidikan daring ini sendiri tidak akan menemukan pendidikan pendekatan emosional secara langsung dengan gurunya, karena murid dan guru tidak bertatapan muka secara langsung, bahkan ketika anak-anak TK dan SD sebagai regenerasi muda yang seharusnya mendapatkan pelajaran dengan baik dari awal sampai akhir, justru sekarang sebaliknya tidak dapat pelajaran dengan baik karena sistem pendidikan yang diterapakan di tengah virus corona harus secara daring." ( Marna Hidayat, Mahasiswa FISIP UMJ ).

Dari mulai hambatan internet dan alat digital yang harus digunakan, ada tantangan tersendiri untuk guru yang dimana dipaksa untuk membuat desain dan rancangan baru bagaimana agar proses pembelajaran dirumah dapat dilakukan siswa walau tanpa tatap muka, dan guru pun harus bisa memanfaatkan sistem lainnya jika terdapat murid yang tidak mempunyai alat digital dan akses internet yang memumpuni untuk keberlangsungan sekolah. 

Komisioner KPAI, Retno Listyarti, mengatakan, "catatan ini dikeluarkan lantaran naiknya angka putus sekolah pada 2020. Pandemi diduga telah berdampak signifikan terhadap menurunnya kualitas pendidikan di Indonesia," ucap dia melalui siaran pers pada Sabtu, 1 Mei 2021.

Pemecah masalah yang ada di dunia Pendidikan ini masih dianggap belum bisa mengatasi masalah karena kenyataannya anak yang berasal dari keluarga miskin masih sulit ketika harus melakukan pembelajaran daring ( dalam jaringan ) dan beberapa anak di pelosok pun berada di wilayah blank spot. 

Adapun upaya yang dapat kita lakukan untuk mengatasinya dimulai dengan sosialisasi terhadap guru dan pengajar agar lebih cukup bekal dan mengetahui bagaimana cara memonitor kondisi emosional antara guru dan siswa, pengjangkauan siswa di daerah pelosok dengan mengirimkan pengajar yang memumpuni agar anak-anak disana dapat tetap belajar tanpa ketinggalan satupun proses belajar yang bisa anak-anak lain rasakan di kota. Upaya yang dijelaskan bisa kita realisasikan dengan perlahan jika kita mempunyai keinginan besar untuk merubah anak-anak muda dan generasi penerus agar dapat menjadi generasi cerdas dikemudian hari, tanpa adanya hambatan ataupun olokan sebagai generasi diam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun