Air merupakan faktor penting dalam pertanian, namun dahulu para petani sering mengalami kesulitan saat musim kemarau karena sistem pengairan yang masih bergantung pada hujan atau aliran sungai alami. Akibatnya, banyak sawah yang tidak bisa ditanami sepanjang tahun. Kini, berkat kemajuan teknologi, sistem irigasi pertanian di Indonesia mulai bertransformasi menuju cara yang lebih modern dan efisien.
    Salah satu bentuk perubahan tersebut adalah penerapan irigasi tetes dan irigasi sprinkler. Dengan sistem ini, air dapat dialirkan langsung ke akar tanaman secara teratur dan terukur, sehingga penggunaan air menjadi lebih hemat dan hasil panen meningkat. Petani tidak lagi harus menunggu hujan turun, karena pengairan dapat dikendalikan secara otomatis sesuai kebutuhan tanaman.
    Menurut Mastura (52 tahun), seorang petani di Kabupaten Serang, penerapan irigasi modern telah memberikan banyak manfaat. "Dulu kalau musim kemarau, sawah saya kering dan hasilnya sedikit. Sekarang dengan irigasi tetes, tanaman tetap subur meski tidak hujan. Panen jadi lebih banyak dan kualitasnya bagus," Menurut Mastura. Ia menambahkan bahwa penggunaan air berkurang hampir separuh dibanding cara tradisional, namun hasil panen meningkat sekitar 20%.
    Meski demikian, penerapan sistem irigasi modern juga menghadapi tantangan. Biaya pemasangan dan perawatan instalasi masih cukup tinggi bagi sebagian petani kecil. Selain itu, pengetahuan teknis tentang pengoperasian sistem irigasi otomatis masih terbatas. Karena itu, peran pemerintah dan lembaga pertanian sangat penting untuk memberikan bantuan alat, pelatihan, dan pendampingan agar irigasi modern bisa diterapkan secara luas di seluruh wilayah Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI