Hari Bumi Sedunia biasanya dirayakan pada tanggal 22 April. Perayaan Hari Air Sedunia, yang biasanya diperingati pada tanggal 22 Maret, tahun ini berlalu tanpa sempat diperingati.Â
Kementrian PUPR yang sedianya akan mengadakan acara Hari Air Dunia di Bendungan Raknamo pada 21 Maret 2020 terpaksa membatalkan acara.Â
Pandemi virus Corona jenis baru yang lebih dikenal dengan nama COVID 19 memaksa semua orang di seluruh dunia untuk fokus pada cuci tangan yang bersih, serta tinggal di rumah agar bisa memutus rantai penularan.
Tapi, benarkah bahwa saat pandemi ini, Ibu Bumi sedang memulihkan diri?
Banyak pesan Whatsapp yang beredar bahwa bumi sedang memulihkan dirinya. Saat seluruh dunia secara bersama-sama tinggal di rumah, mengurangi polusi udara, maka Ibu Bumi memiliki kesempatan untuk memgobati dirinya. Lapisan ozon yang rusak memperbaiki diri, dan penampilan bumi dari satelit di luar angkasa menjadi lebih sehat. Benarkah?
Setelah dua minggu lebih mengurung diri di rumah, kebutuhan untuk mengambil dana tunai dan belanja membuat saya ke luar rumah. Kamis, 2 April 2020. Saya seperti orang yang baru pertama kali melihat langit biru dengan awan putih yang indah menghiasinya.Â
Sebenarnya, selama dua minggu bekerja dari rumah, saya selalu ke depan rumah sekitar pukul sembilan pagi hingga pukul sepuluh pagi. Saya merasa perlu terkena matahari sambil berolah raga ringan untuk menguatkan imunitas tubuh menghadapi wabah COVID 19 ini. Berolahraga di luar, tanpa keluar pagar rumah, tidak membuat saya menyaksikan indahnya langit.Â
Yang saya rasakan adalah hangatnya mentari pagi yang menyapa saya. Karena itu, ketika pertama kali luar rumah, seperti anak pingitan yang baru pertama kali melihat dunia, saya terpesona! Sungguh terpesona memandang langit. Aku berusaha memotretnya, mencoba membingkainya untuk kenangan. Sungguh, pemandangan aslinya jauh lebih indah!Â
Esok harinya, kebetulan Harian Kompas juga memasang foto langit biru di kawasan SCBD, Sudirman, Jakarta. Foto itu juga diambil pada hari Kamis, 2 April.Â
Rupanya hari itu memang langit Jakarta (dan sekitarnya) benar-benar mempesona. Dalam berita hari itu, Kompas menganalisa bagaimana kualitas udara di Jakarta semakin membaik terutama setelah dua minggu kebijaksanaan pembatasan sosial dilaksanakan.
"Langit cerah seperti di Papua," komentar salah seorang teman Facebook yang melihat fotoku. Aku yang belum pernah ke Papua, hanya bisa mengirimkan gambar langit dari sisi berbeda yang sama birunya. Terus terang, saya memang tidak tahu bagaimana birunya langit Papua.