Mohon tunggu...
Retno Cahyaningtyas
Retno Cahyaningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Multikulturalisme, Moderasi, dan Pentingnya Moderasi Beragama

2 Desember 2021   06:05 Diperbarui: 2 Desember 2021   06:36 1647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bila mendengar mengenai keragaman budaya atau multikulturalisme tentu sudah tidak asing lagi. Terutama bagi masyarakat Indonesia yang hidup di tengah-tengah keragaman. Lalu bagaimana dengan moderat atau moderasi? Rasa-rasanya masih asing di telinga masyarakat Indonesia. Apasih hubungan kedua hal itu? Lalu moderasi beragama itu apa? Memangnya penting ya moderasi itu? Nah, artikel ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Indonesia merupakan negara dengan berbagai macam budaya. Mulai dari suku, ras, agama, bahasa, tarian, dan banyak lainnya. Bahkan menurut BPS tahun 2010 jumlah suku di Indonesia mencapai 1.340 suku. Wahh begitu banyak dan beragam bukan? Oleh karena berbagai macam budaya inilah masyarakat Indonesia disebut sebagai masyarakat yang multikultural.

Keragaman budaya (multikultural) merupakan peristiwa alami karena bertemunya berbagai budaya, berinteraksinya beragam individu dan kelompok dengan membawa perilaku budaya, serta memiliki cara hidup berlainan dan spesifik. Dalam komunitas masyarakat Indonesia keragaman berupa kebudayaan ini saling berinteraksi satu sama lain. Multikulturalisme secara kebahasaan dapat dipahami dengan paham banyak kebudayaan. Kebudayaan dalam pengertian sebagai idiologi dan sekaligus sebagai alat menuju derajat kemanusiaan tertinggi.

Islam merupakan salah satu agama yang diakui di Indonesia serta memiliki pengikut terbanyak di Indonesia. Islam dapat diterima oleh masyarakat Indonesia yang multikultural karena pada dasarnya konsep ini sudah tidak asing bagi agama Islam. Multikultralisme memiliki relevansi dengan ajaran Islam antara lain dalam toleransi, perdamaian dan keadilan.

a] Toleransi

Sebagaimana Al-Qur'an Surat Al Hujurat: 13 yang menegaskan bahwa Allah telah menciptakan manusia dengan bermacam-macam suku bangsa agar manusia saling mengenal. Perbedaan yang telah diciptakan oleh Allah bukanlah sarana untuk terjadinya konflik. Justru dengan adanya perbedaan ini Allah menghendaki hambanya untuk saling mengenal satu sama lain. Bayangkan jika Allah hanya menciptakan satu suku atau satu budaya saja di dunia. Bukankah akan sangat monoton dan membosankan apabila bertemu dengan hal yang sama setiap harinya? Dengan banyaknya budaya di dunia terutama di Indonesia, hamba-hamba Allah akan belajar hal baru, menemukan pengalaman baru, dan akan saling mengenal. Tentunya hal baru tersebut tidak dapat ditemukan pada budayanya.  Dengan saling mengenal maka jalan menuju kehidupan multikultural akan terbuka.

b] Perdamaian.

Islam berasal dari akar kata "al-Salam" yang berarti perdamaian. Islam mengajak umatnya untuk melakukan dan menyebarkan perdamaian di muka bumi. Dalam QS al-Baqarah [2]: 208, "Udkhulu fi al-silmi kaffah" - yang selama ini sering diterjemahkan "masuklah ke dalam agama Islam secara kaffah"- jika mengggunakan konsep multikultural ada yang melakukan reorentasi pemahaman yang mendekati konsep multikulturalisme yaitu dengan menyatakannya sebagai kebersediaan untuk masuk ke dalam perdamaian secara kaffah (total). Makna ini berbeda dengan makna secara literer yang menegaskan perbedaan secara sepihak, dan menafikan keberadaan entitas lain dalam kehidupan.

Namun demikian, citra Islam sebagai agama yang penuh rahmat kadang tercoreng dengan adanya gerakan atau kelompok yang mengatasnamakan Islam, tetapi kemudian berperilaku menyimpang atau tidak sejalan dengan ajaran Islam. Oleh karena itu kelompok-krlompok yang demikian ini harus diberantas. Islam tidak pernah mengajarkan umatnya untuk saling menyakiti apalagi membunuh. Bahkan dosa bagi pembunuh sangat besar dalam agama Islam.

c] Keadilan.

Multikultural menekankan berlaku adil dalam memandang dan bersikap terhadap orang atau kelompok lain. Al-Qur'an (Surat al-Maidah [5]: 8) "Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil". Ayat ini mengajak untuk berlaku adil sekalipun terhadap orang atau kelompok yang memusuhi kita. Jangan sampai hanya karena adanya perbedaan membuat hamba-hamba Allah menjadi tidak berlaku adil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun