Mohon tunggu...
Retno Permatasari
Retno Permatasari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Usaha Kecil

seorang yang senang traveling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Salah Baca Perintah Agama

26 Oktober 2019   13:55 Diperbarui: 26 Oktober 2019   14:03 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Jawapos

Selama enam sampai sepuluh tahun ini kita akrab dengan kata radikal untuk menyatakan upaya kekerasan yang dilakukan oleh beberapa pihak atau seorang yang berpandangan berbeda soal agama. Aksi yang mereka lakukan sering mengakibatkan rasa tak nyaman dari satu pihak sampai pada melukai pihak tersebut.

Mereka seringkali melakukan tindakan ini dengan mengatasnamakan agama. Mereka sering menyitir ayat-ayat tertentu dan membandinkannya dengan zaman ketika Nabi Muhammad masih hidup .  seakan mereka ingin menerapka secara persis keadaan masa itu dengan masa kini.

Padahal padahal agama yang disebutkan itu tidak pernah mengajarkan soal kekerasan. Begitu juga nabi Muhammad tidak pernah mengajarkan untuk membunuh atau membianasakan orang atau pihak yang berbeda. Yang dilakukan oleh Nabi adalah mengatur pihaknya dan pihak yang berbeda sehingga mereka saling hidup bersama dengan rukun dan harmoni.

Musuh dalam konteks Nabi adalah pihak yang menyerang pihak kita. Dan kebetulan yang menyerang itu suku dan keyakinan yang berbeda dengan Nabi. Sehingga dalam konteks ini adalah mempertahankan diri dan bukan tetiba kita menyerang pihak yang berbeda tanpa alasan jelas.

Hanya saja semangat untuk menyerang dan memecah belah amat dominan bagi mereka yang menyukai kekerasan dan salah dalam membaca perintah Nabi Muhammad. Sehingga mereka menyetujui / cenderung memilih solusi kekerasan dalam memecahkan sesuatu.

Kesalahan dalam membaca itu adalah berbagai upaya untuk meledakkan  tempat ibadah umat lain seperti kejadian bom Surabya dimana sebuah keluarga mengebom tiga gereja sekaligus karena dalam anggapan mereka kaum kristiani berbeda dengan mereka dan harus diperangi. Padahal pada saat itu umat Kristiani tidak dalam posisi siap bertikai, malah mereka sedang bersiap untuk melaksanakan ibadah.

Tentu saja ini adalah bacaan yang "salah" terhadap perintah dan sikap Nabi kepada umat lain. Nabi mengatur agar bisa hidup harmoni dengan pihak berbeda itu dan bukan malah menyerangnya. Dengan atura yang jelas umat islam dan umat berbeda keyakinan di Madinah bisa hidup dengan tenang.

Sehingga bisa kita simpulkan disini adalah sifat kekerasan atau radikalisme adalah sikap yang salah dari umat manusia terhadap apa yang diperintahkan agama. Tak ada agama manapun di dunia yang menyetujui kekerasan dalam menjalankan agama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun