Mohon tunggu...
Retno Permatasari
Retno Permatasari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Usaha Kecil

seorang yang senang traveling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keluarga Sakinah Bukan untuk Teroris

15 Mei 2018   23:27 Diperbarui: 15 Mei 2018   23:52 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keluarga - http://moslemfamily.com

Setelah rusuh napiter di Rutan Cabang Salemba di Mako Brimob, serangkaian ancaman dan aksi teror kembali bermunculan di sejumlah daerah. Kali ini yang menjadi sasaran adalah gereja dan kantor polisi. Dan yang lebih miris lagi, pelaku bom bunuh diri di tiga gereja dilakukan oleh satu keluarga. Begitu juga bom yang meledak di Mapolresta Surabaya juga dilakukan oleh satu keluarga. 

Dan aksi teror di Rusunawa Wonocolo Sidoarjo, juga dilakukan oleh satu keluarga. Kelompok teroris ini beranggapan, mereka akan masuk surga ketika melakukan aksi bom bunuh diri. Mereka akan mati syahid jika melawan polisi. Anggapan ini jelas salah dan tidak benar. Namun anggapan inilah yang diyakini para teroris itu.

Padahal, ketika orang memutuskan menikah, pasti menginginkan menjalin kehidupan keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah. Keberadaan keluarga ini sangat penting. Karena melalui keluarga, awal mulai kehidupan generasi berikutnya terjadi. Jika keluarga bisa memberikan fondasi pendidikan yang bagus, maka anak yang lahir pun adalah generasi yang cerdas dan bertanggung jawab. Jika toleransi sudah ditanamkan sejak dini, maka anak juga akan tumbuh menjadi generasi yang toleran dan saling menghargai antar sesama. Pada titik inilah, keberadaan keluarga sangat penting untuk dijaga.

Jika melihat fenomena satu keluarga melakukan teror seperti yang terjadi di Surabaya dan Sidoarjo, pasti ada yang salah dalam keluarga tersebut. Dita, selaku kepala keluarga, semestinya bisa memberikan pendidikan agama yang benar kepada istri dan anak-anaknya. Karena dalam Islam, tidak pernah mengajarkan untuk melakukan jihad dengan cara bom bunuh diri. Islam juga tidak pernah mengajarkan untuk merusak ataupun menyerang tempat ibadah lain. Islam agama yang menjunjung perdamaian.

Mari kita saling mengingatkan, untuk menjaga anak-anak dari segala pengaruh buruk. Biarlah anak tumbuh dan berkembang sesuai keinginannya. Jangan doktrin anak-anak dengan ideologi takfiri, yang menilai semua hal yang berbeda dengan dirinya sebagai kelompok kafir. Anak tidak hanya sebatas generasi penerus keluarga, tapi juga generasi penerus bangsa. Jika sediri kecil tidak pernah diajarkan tentang cinta kasih dan toleransi, tentu akan disayangkan. Karena anak akan mempunyai masa depan yang cemerlang, jika sedari dini dididik secara benar.

Dan peran ibu, mempunyai peran yang sangat vital. Jika suami sudah terindikasi terpapar paham radikalisme, harus berani melakukan proteksi dan berani mengatakan tidak. Kalau istri menjadi korban, maka anaknya pun juga akan menjadi korban. Tapi jika istri bisa bertahan dan melawan, maka anak akan merasa nyaman dan tenang. 

Anak akan merasa senang karena rumah dan keluarga, memberikan perhatian yang cukup. Keluarga mampu memberikan fondasi, agar anak bisa melakukan filter dan memilah sendiri. Tapi hal itu hanya akan menjadi isapan jempol, jika orang tuanya tetap memilih menjadi jalur radikal dan intoleran.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun