Mohon tunggu...
Restui Hulu
Restui Hulu Mohon Tunggu... Guru - guru

membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PPKn dalam Materi Kasus-kasus Pelanggaran HAM di Kelas XI MIPA 5 SMA Negeri 1 Alasa

28 September 2022   14:13 Diperbarui: 28 September 2022   14:23 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Rendahnya Motivasi siswa dalam belajar melatar belakangi keinginan saya mengetahui penyebab permasalahan yang di hadapi sehingga  dapat menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Rendahnya minat siswa dalam belajar dapat terlihat dari banyaknya siswa yang kurang antusias, sering mengobrol saat pembelajaran, bahkan sebagian mengantuk di kelas serta jarang memberikan feedback pada materi yang sedang di pelajari. Sebagai seorang guru tentu memiliki tanggungjawab dalam hal menumbuhkan semangat siswa dalam belajar. Beberapa hal yang perlu di perhatikan guru dalam meningkatkan Motivasi belajar siswa yaitu apakah  model pembelajaran yang di gunakan sudah tepat atau belum, penggunaan model pembelajaran yang sesuai karakter peserta didik tentu akan meningkatkan minat belajar siswa.

Rendahnya motivasi siswa dalam belajar  tentu menjadi sebuah persoalan yang harus di atasi oleh guru. Setelah covid 19 mewabah pemerintah menerapkan kebijakan-kebijakan yang membuat banyak perubahan tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Seluruh aktivitas belajar mengajar yang awalnya tatap muka berubah menjadi pembelajaran daring, hal ini membawa dampak pada menurunnya motivasi belajar siswa karna terbuai dengan keadaan kala itu. Tentu semua ini menjadi tantangan bagi guru dalam memulihkan kieadaan setelah wabah covid 19 berlalu.

Kata motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas- aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan berawal dari kata "motiv tersebut, motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/ mendesak.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu dan mendapat kepuasan dengan perbuatannya.  

Menurut Santrock dalam Mardianto (2012 : 186) motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, kegigihan perilaku. Mardianto memberikan tiga kata kunci yang dapat diambil dari pengertian psikologi, yakni :

  • dalam motivasi terdapat dorongan yang menjadikan seseorang mengambil tindakan atau tidak mengambil tindakan,
  • dalam motivasi terdapat satu pertimbangan apakah harus memprioritaskan tindakan alternatif, baik itu tindakan A atau tindakan B,
  • dalam motivasi terdapat lingkungan yang memberi atau menjadi sumber masukan atau pertimbangan seseorang untuk melakukan tindakan pertama atau tindakan kedua.

Sedangkan Komari (2015 : 7) mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu dorongan dari dalam  diri individu untuk melakukan suatu tindakan dengan cara tertentu sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Motivasi merupakan suatu alat kejiwaan untuk bertindak sebagai daya gerak atau daya dorong untuk melakukan pekerjaan. Motivasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan proses belajar karena seseorang yang tidak memiliki motivasi tidak akan melakukan kegiatan termasuk dalam belajar.

(Marsudi, 2016 : 19) Pengertian motivasi menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2016 : 73) adalah perubahan energi diri seseorang yang ditandai dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung elemen penting:

  • Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
  • Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
  • Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalma hal ini merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Kemunculan motivasi karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dlama hal ini tujuan. Tujuan yang menyangkut soal kebutuhan. Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan berhubungan dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua didorong karena adanya tujuan kebutuhan atau keinginan.

Menurut Syah (2014: 90) secara kuantitatif belajar adalah kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif yang dipandang dari banyaknya materi yang dikuasai oleh siswa. Sedangkan secara kualitatif belajar artinya proses tercapainya daya piker dan tindakan yang berkualitas untuk menghadpi masalah yang sedang dan akan dihadapi oleh siswa. Secara umum belajar dipahami sebagai tahapan seluruh tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.

Sedangkan menurut Hilgard dan Brower dalam Hamalik (2012: 45) mendefinisikan belajar sebagai perubahan atau tindakan dalam suatu perbuatan melalui aktivitas, praktek dan pengalaman. Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan dari dalam diri individu baik dari dalam atau luar diri siswa untuk melakukan suatu tindakan agar dapat mencapai tujuan belajar yang diharapkan..

Faktor- faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar dapat berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, ataupun berasal dari lingkungan. Menurut Erwin Widiasworo (2015 : 29- faktor intern yaitu: Sifat, Kebiasaan dan Kecerdasan Peserta didik yang mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi atau rata- rata atas, biasanya memiliki motivasi belajar yang tinggi dan begitu pula sebaliknya.

Kondisi Fisik dan Psikologis Kondisi fisik siswa yang berbeda dengan siswa lainnya dan kondisi kesehatan yang buruk membuat siswa menjadi malas dan menjadi tidak percaya diri. Peserta didik yang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi biasanya akan selalu antusias dalam mengikuti kegiatan apapun karena selalu merasa bahwa dia bisa untuk melakukannya. Sedangkan faktor ekstern yaitu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun