Mohon tunggu...
Resa NurOktavia
Resa NurOktavia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Resa Nur Oktavia

Hidup sekali buatlah berarti

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisa Biaya Produksi Pada Mebel Yandu Desa Sukowilangun Kabupaten Malang

23 Januari 2022   19:15 Diperbarui: 23 Januari 2022   19:18 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat ini berbagai industri bisnis mengalami persaingan yang ketat, salah satunya industri kayu. Hal ini ditunjukkan melalui munculnya industri-industri yang sejenis yang memiliki keunggulan seperti penawaran harga yang murah, lokasi strategis dan relasi ke mancanegara. Berdasarkan hal tersebut maka Mebel Yandu dituntut untuk memiliki suatu keunggulan yang mampu bersaing dengan para kompetitor yakni dengan menghasilkan produk yang berkualitas produk yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. Oleh karena itu Mebel Yandu harus dapat mengatur dan memonitor setiap aktivitas yang berhubungan dengan peningkatan standar kualitas yang ingin dicapai. Dalam hal ini bertujuan untuk menghasilka produk sesuai keinginan konsumen dan memberikan pelayanan yang baik.

Abstract

Currently, various industries are experiencing intense competition, on of which is the wood industry. This arises trought the emergence of similar industries that have advantages such as offering low prices, strategic locations and relations to foreign countries. Based on this, Yandu Furniture matches to have an advantage that is able to compete with competitors, namely by producing quality products at affordable prices. Therefore Yandu Furniture must able to organize and monitor every activity related to improving the quality standards to be achieved. In this case, it aims to produce products according to consumer desires and provide good service.

PENDAHULUAN

Globalisasi ekonomi yang berkembang pesat ditandai dengan semakin tingginya intensitas persaingan didalam dunia bisnis, menuntut setiap UMKM yang berserak dalam setiap sektor industri untuk menciptakan daya saing yang sangat tinggi dengan pesaing dalam memperebutkan pangsa pasar. Persaingan yang semakin ketat membuat UMKM mengalami banyak kesulitan terutama dalam memposisikan produk mereka dimata konsumen. Sehingga UMKM berusaha untuk menciptakan produk yang unggul dari segi karakteristik, bentuk, kualitas dan harga. Persaingan ini terjadi pada hampir seluruh industri terutama pada industri pengolahan kayu (mebel)

Industri pengolahan kayu di tanah air terus menunjukkan pertumbuhan. Kementrian Perindustrian mencatat pada triwulan 1 2021 industri furnitur tumbuh secara positif sebesar 8,04%. Dengan pertumbuhan tersebut, menandakan meningkatnya permintaan atau demand pada sektor tersebut. “ Industri ini terus bergerak menciptakan peluang pasar baru dan membangun kemandirian ekomoni melalui investasi baru.” Kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya, saat peresmian PT. Woodone Integra Indonesia di Sidoarjo, Jawa Timur pada tanggal 25 Mei 2021.

Berdasarkan fakta-fakta yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa persaingan yang ada didalam industri mebel semakin meningkat dan ketat antar para pesaing. Untuk menyiasati pesaing maka desain produk menjadi sangat penting. Hal inipun didukung dengan pendapat dari Mahendra yang mengatakan di sisi lain penguasaan China termasuk di negara kawasan dan bahkan di dunia, berdasarkan kondisi tersebut, bagi industri mebel merupakan tantangan untuk menyiapkan strategi pengembangan mebel yang semakin berkualitas sehingga kedepan tidak perlu mengejar produk yang murah tapi lebih memprioritaskan produk yang berkualitas.

Dengan melihat fenomena tersebut maka penulis melihat suatu badan usaha yang dapat tetpa exist dan survive didunia bisnis yang semakin ketat ini, maka haruslah memiliki suatu keunggulan dan kelebihan yang tidak dimiliki oleh para pesaing lainnya yakni tetap menjaga kualitas yang akan dihasilkan oleh konsumen.

Mebel Yandu  merupakan salah satu UMKM di Desa Sukowilangun, Kecamatan Kalipare, Malang yang memproduksi produk-produk furnitur kayu. UMKM yang kesehariannya melakukan kegiatan produksi berdasarkan pesanan tersebut belum menerapkan aktivitas perhitungan biaya-biaya secara efektif. Perhitungan biaya-biaya dengan cara tersebut dikhawatirkan dapat berpengaruh pada banyak hal, seperti kesulitan dalam menentukan harga jual produk, kegiatan pengambilan keputusan yang tidak tepat, bahkan kerugian secara finansial. Penelitian mengenai analisis biaya produksi dan biaya kualitas di UMKM tersebut diharapkan dapat memberikan informasi mengenai data-data biaya produksi dan biaya kualitas yang valid dan dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam melakukan tindakan pengambilan keputusan oleh UMKM.

LANDASARAN TEORI

Biaya produksi / Biaya Produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Biaya produksi yang dikeluarkan setiap perusahaan dapat dibedakan kepada dua jenis: biaya eksplisit dan biaya tersembunyi (imputed cost). Biaya eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang yang berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang dubutuhkan. Sedangkan biaya tersembunyi adalah taksiran pengeluaran terhadap faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun