Mohon tunggu...
Rephy Ekawatie
Rephy Ekawatie Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Negeri Sipil/Penulis

Contact: rephy.ekawatie@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Disiplin Itu Pahit, tapi Menyembuhkan!

10 Februari 2019   03:24 Diperbarui: 24 Februari 2019   00:50 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gumaman malam...

Semua orang Indonesia pasti pernah mengalami dan memahami budaya 'ngaret' yang jadi kebiasaan ga asing lagi dalam bergaul dan kongkow-kongkow. Janjian jam 8 ketemu, molor jadi jam 10 ampe jam 11 itu udah paling cepet (nyengir). Kalo ditelepon, ngejawab 'lagi otw', padahal baru aja ngucek-ngucek mata bangun dari tempat tidur (tepok jidat). Marah, kesel, frustasi...nyampur jadi satu. Tapi, ga bisa diapa-apain juga. 

Budaya yang sudah mengakar itu...seolah nyesek, tapi disisi lain juga membawa nikmat tersendiri. Tetiba inget zaman SD dahulu kala. Ibu ma Bapak Guru harus bersenjatakan penggaris kayu ala-ala Ksatria Baja Hitam RX Robo buat mendisiplinkan kami yang suka susah sekali nurut kalo dikasih tau. Sadis...karena skelepet tepokannya, bikin pedih beberapa hari dan kasih efek jera juga. 

Intinya, para pendidik itu berusaha menanamkan 'kedisiplinan' sebagai bagian dari pendidikan perilaku yang menjadi dasar pembentukan karakter. Ajieb bener bahasa 'pembentukan karakter' sebagai muara dari penerapan disiplin. Bak obat mules, disiplin itu rasanya ga enak...alias pait. Gimana enggak, saat seseorang udah nyaman dengan bangun siang, suka telat karena harus nongkrong dimana dulu sebelum sampe ke tempat kerja, seneng molor-molor waktu padahal orang lain lagi menunggu kehadirannya untuk tujuan yang penting, dan tetek bengek 'kenyamanan' lainnya, tiba-tiba harus di 'cut' dengan satu gunting yang dinamakan 'disiplin'.

 Pasti berasa 'pait' bener. Bangun siang jadi terganggu, karena harus bangun pagi sesuai jadwal yang sudah ditentukan...setiap hari. Semula suka mampir-mampir dulu sebelum ngantor, harus di paksa ngantor pada jam yang udah ditentukan dan ga boleh kemana-mana. Biasa molor-molor waktu, tetiba dipaksa harus on time...kalo gak bakal dipecat, ya jadinya sangat...sangat ga nyaman.

Disiplin obat yang pahit...tapi menyembuhkan!.

Apa sebagian dari kita sewaktu kecil pernah dipaksa minum atau nelan obat yang rasanya puaiiittt wuampun-ampunan?. Kalo iya, pasti ngerasa ya sensasinya gimana. Tapi, ngerasa juga efeknya gimana. Menderita bentar, tapi setelah itu sembuh. Mmm...ibarat kata, begitu juga halnya dengan disiplin. Mari kita telisik lebih jauh, apa sih itu disiplin?. Cekidottt, ya prens...

(Wikipedia, 2018) disiplin itu merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya merupakan tanggung jawabnya. Pendisiplinan merupakan usaha untuk menanamkan nilai ataupun pemaksaan agar subjek memiliki kemampuan untuk menaati sebuah peraturan. Pendisiplinan menjadi istilah pengganti untuk hukunan atau instrument hukuman dimana bisa dilakukan pada diri sendiri atau orang lain. (Rahma, 2018) disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib. Kemauan kerja keras yang kita peroleh dari disiplin, akan melahirkan mental yang kuat dan tidak mudah menyerah walaupun dalam keadaan sulit. Perkataan disiplin mempunyai arti latihan dan ketaatan kepada aturan. 

Masih menurut sumber yang sama, macam disiplin antara lain: disiplin menggunakan waktu; disiplin dalam beribadah; disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Adapun manfaat disiplin, antara lain: menumbuhkan kepekaan; menumbuhkan kepedulian; mengajarkan keteraturan; menumbuhkan ketenangan; menumbuhkan percaya diri; menumbuhkan kemandirian; menumbuhkan keakraban; membantu perkembangan otak; membantu anak yang 'sulit; menumbuhkan kepatuhan.

Ada banyak alasan kenapa disiplin menjadi penting dan sebagian besar orang yang 'berhasil' dalam artian berhasil menyelesaikan pekerjaannya adalah karena mereka 'disiplin'. Alasan-alasan tersebut disebutkan dalam (Kompas.com, 2018) antara lain:

  • Mengurangi stress dan depresi: disiplin membuat pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih efektif. Kebayang dong, ini menjadi 'shield captain amerika'nya kita buat menangkis baying-bayang deadline yang bikin stress. Yah, sederhananya disiplin membuat kita bisa 'menyicil pekerjaan' sehingga pada saat pekerjaan itu mencapai batas akhirnya tidak menjadi beban yang memberatkan lagi.
  • Pola Makan lebih baik: disiplin juga membuat pola makan menjadi lebih teratur karena dapat melakukan perkiraan dengan lebih baik, kapan waktunya untuk sarapan, makan siang, dan makan malam. Jadwalnya jadi lebih teratur...kesehatan perut jadi terjaga.
  • Kebugaran jadi lebih terjaga: merencanakan dan memiliki program olah raga yang terinci mendorong menjadi lebih sadar kemajuan yang telah dicapai dan apa saja yang kurang berhasil. Pada akhirnya akan membuat lebih termotivasi untuk meng-golkan rencana tersebut.
  • Hubungan sosial menjadi lebih intim dan harmonis: terbiasa hidup teratur memiliki pengertian sudah mampu untuk memprioritaskan apa yang penting, sehingga pada akhirnya dapat menyediakan waktu luang untuk orang-orang tercinta. Hubungan yang bahagia dengan pasanga, teman, dan keluarga menjadi kunci untuk menyangkal depresi dan berbagai penyakit.
  • Lebih produktif: kebiasaan hidup teratur membantu untuk lebih fokus dan menyelesaikan satu per satu tugas tanpa takut dikebut deadline.
  • Berat badan ideal: so pasti ngefek, disiplin membuat rencana makan sehat, belanja makanan sehat, pada akhirnya membantu mencapai berat badan ideal.
  • Tidur lebih nyeyak: disiplin dapat men'drive' kapan harus pergi tidur, seberapa lama tidur, dan kapan harus bagun pagi. Pola tidur manjadi lebih baik dan badan menjadi lebih fit dan fresh untuk mensupport pekerjaan sehari-hari yang dilakukan.

Oke, gaess...itu dia sekilas tentang 'disiplin'. Memang tampanya di awal 'pahit', tapi disiplin iu juga 'menyembuhkan'. Ia menyembuhkan sakit penyakit 'malas' dan turunannya. Jadi, tutup saja matanya saat meminum pil pahit yang namanya 'disiplin'. End (RE).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun