Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Shinrin-yoku (Forest Bathing) dari Jepang Bisa Dipraktikkan di Kebun

12 Juli 2023   08:21 Diperbarui: 16 Juli 2023   20:10 1169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mempraktikan forest bathing di kebun. (Sumber gambar: dokumentasi pribadi)

Shinrin-Yoku (Forest Bathing)

Forest bathing atau mandi hutan adalah praktik yang berasal dari Jepang yang dikenal sebagai "shinrin-yoku". 

Diperkenalkan oleh dokter Medis dari Nippon Medical School yaitu Dr. Qing Li yang ahli dalam imunologi klinis, toksikologi (ilmu yang mempelajari dampak dan efek zat beracun terhadap organisme dan lingkungan) dan kesehatan masyarakat. 

Istilah ini secara harfiah berarti "mandi di hutan" atau "menyelimuti diri dengan hutan"bahkan "terapi di hutan sebagai penghilang stres". 

Bahkan Dr.Qing Li menulis bukunya Forest Bathing: How Trees Can Help You Find Health and Happiness, 

Bukunya berisi panduan praktis yang mengeksplorasi manfaat praktik mandi hutan atau forest bathing yang memiliki efek positif terhadap kesehatan fisik, mental, dan emosional, serta memberikan panduan tentang pelaksanaan forest bathing dengan benar. Buku ini mengajak pembaca agar bisa menjalin koneksi dan relasi yang mendalam dengan alam, menemukan kesehatan dan kebahagiaan melalui praktik forest bathing, dan menghargai keajaiban alam dalam menyembuhkan dan menyegarkan berbagai permasalahan hidup sehingga menemukan ketenangan.

Penelitian Dr.Qing Li tentang Forest Bathing

Dr.Qing Li mempublikasikan penelitiannya tentang forest bathing pada jurnal ilmiah Environmental Health and Preventive Medicine dengan meneliti tentang efek shinrin-yoku/forest bathing terhadap serotonin dalam serum, gejala depresi, dan kualitas tidur subjektif pada pria paruh baya (diperkirakan dari sampel dan grafik berusia 40-60 tahun). 

Serotonin dalam serum merujuk pada neurotransmitter (zat kimia yang mengirimkan sinyal di antara sel saraf) dalam tubuh manusia dan hewan, dengan konsentrasi terdeteksi dalam sampel darah manusia. Sebagai penanda aktivitas dan tingkat serotonin, ternyata tingkat dalam serum memberikan petunjuk tentang fungsi sistem saraf dan kesehatan seseorang. 

Dari penelitian ini menghasilkan dampak yang baik untuk pereda depresi dan kualitas tidur. Jadi, jika sulit tidur, mengapa tidak sesekali mencoba forest bathing saja? 

Penelitian lainnya dipublikasikan pada jurnal ilmiah Evidence-based Complementary and Alternative Medicine yang meneliti tentang efek forest bathing terhadap parameter kardiovaskular (mengacu pada sistem yang melibatkan jantung dan pembuluh darah dalam tubuh manusia) dan metabolik (berkaitan dengan semua proses kimia yang terjadi dalam tubuh.

Termasuk pembentukan, pemecahan, dan penggunaan zat-zat dalam tubuh untuk pertumbuhan, energi, dan fungsi tubuh lainnya) pada pria paruh baya yang menyimpulkan bahwa dapat menurunkan denyut nadi dan dapat meningkatkan skor vitalitas, serta menurunkan skor depresi, kelelahan, kecemasan, dan kebingungan. Adrenalin dalam urin setelah forest bathing menunjukkan kecenderungan penurunan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun