Mohon tunggu...
reno raines
reno raines Mohon Tunggu... -

menambah pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pertemuan Pertama, Begitu Menggoda

1 November 2015   14:11 Diperbarui: 1 November 2015   15:13 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau dia mau, ini akan menjadi pertemuan pertama kami. Sebelumnya, aku hanya bisa melihatnya lewat gambar di koran, majalah atau TV. Walau pernah melihatnya secara live, itu juga dari jarak yang jauuuh. Meski bukan selebritis, dia cukup terkenal di muka bumi ini. 

Pertemuan ini juga diluar rencana.  Tiba-tiba saja muncul keinginan untuk bertemu muka dengannya begitu aku lewat depan rumahnya.  Face to face kata orang sekarang. Dan seperti kalimat yang menggambarkan tentang pertemuan pertama, pertemuan ini benar-benar membuat jantung berdebar lebih keras. Takut, tapi ingin bertemu. Courious to know. Kalau tidak sekarang, kapan lagi. Kubulatkan tekad, aku harus berani. And, here we go.....

Ku dekati pagar rumahnya. Aku tahu dia bisa melihat keberadaan ku walau dari posisinya berdiri aku agak jauh. Ada harapan dia mau menemuiku, karena jarak yang memisahkan kami semakin kecil.

Tubuhnya besar. Jalannya pelan, tapi jelas sekali dia berjalan ke arahku. Ingin kabur tapi kaki serasa terpaku. Takut tapi penasaran ingin melihat dia dari dekat.  Saat dia melangkahkan kaki, bumi yang kupijak serasa bergetar. 

Dan ketika jarak diantara kami tinggal satu bentangan tangan, waktu serasa berhenti berputar. Membeku. Sekarang dia benar-benar ada di depan hidungku.  Ini kenyataan, bukan mimpi. Oh my God.  He is that big. Hidungnya tinggi sekali. Gag pernah melihat hidung setinggi ini.  Ingin menyentuh hidungnya, tapi takut dia marah. And kalau dia marah dan sedikit mengangkat hidungnya yang tinggi itu, bisa bolong dahiku karena ujung hidungnya persis di depan dahiku. 

Oh no..., aku lupa aku punya sesuatu untuknya. Ku tawarkan padanya. Tapi dia menanggapinya dengan dingin. Kurang banyak mungkin yang kubawa. Hihi...  itu juga dapat dari nemu. But finally dia menerima tawaranku. Tentu saja hanya dengan sekali telan, wortel yang ku bawakan untuknya pindah ke dalam perutnya.  Maaf sobat, mungkin aku mengecewakan mu. Sudah kau beri aku waktu, tapi hanya sebuah wortel yang kubawakan untukmu. And then he left me alone. Masih di depan pagar rumahnya dan masih terpana.  

Aku berjanji.  Jika lain waktu aku datang lagi, aku akan bawa lebih banyak  wortel untukmu.  Terima kasih sudah mau menemuiku.  Dan aku merasakan kebahagiaan yang tak terkatakan sore itu.  "Yess...I did it", kataku dengan tangan mengepal dan siku menghunjam ke arah tanah.

#ontheworldrhinodaysept2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun