Mohon tunggu...
Renny Mokodongan
Renny Mokodongan Mohon Tunggu... Chemistry

Universitas Negeri Jakarta - Universitas Indonesia - Kimia Hayati

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Peran Strategis Tenaga Laboratorium Medik dalam Deteksi dan Pengendalian Malaria: Refleksi Hari Malaria Sedunia 2025

25 April 2025   12:50 Diperbarui: 25 April 2025   12:43 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Soraya.,S.Si.,M.Sc.,C.Ed. 

oleh : Soraya.,S.Si.,M.Sc.,C.Ed.

Dosen Parasitologi
Politeknik Kesehatan Genesis Medicare

Tanggal 25 April diperingati sebagai Hari Malaria Sedunia (World Malaria Day), sebuah momentum penting untuk meningkatkan kesadaran global terhadap penyakit yang masih menjadi beban kesehatan masyarakat, terutama di negara-negara tropis seperti Indonesia. Berdasarkan laporan WHO (2023), malaria masih menyebabkan lebih dari 600 ribu kematian setiap tahunnya, mayoritas pada anak-anak di bawah usia lima tahun di kawasan Sub-Sahara Afrika dan Asia Tenggara.

Peran Tenaga Laboratorium Medik (TLM) menjadi sangat strategis di tengah upaya global untuk eliminasi malaria. Diagnostik yang cepat, akurat, dan tepat menjadi fondasi dari seluruh intervensi penanggulangan malaria. Pemeriksaan laboratorium tidak hanya berfungsi untuk menegakkan diagnosis, tetapi juga sebagai alat surveilans epidemiologis untuk memantau penyebaran parasit Plasmodium dan resistensi obat yang semakin meningkat.

Perkembangan Teknologi Diagnostik dan Implikasinya

Selama lima tahun terakhir, kemajuan teknologi diagnostik malaria telah berkembang pesat. Metode konvensional seperti mikroskopi darah tepi masih menjadi "gold standard", namun kini dilengkapi dengan teknik molekuler seperti PCR dan LAMP (Loop-Mediated Isothermal Amplification) yang memiliki sensitivitas lebih tinggi terutama untuk kasus dengan parasitemia rendah (Zurovac et al., 2021). Inovasi lain adalah penggunaan Rapid Diagnostic Tests (RDTs) generasi baru yang mampu mendeteksi antigen HRP2 dan pLDH dengan akurasi tinggi (Berhane et al., 2022).

Penerapan teknik-teknik ini menuntut kompetensi tinggi dari TLM. Kemampuan membaca hasil mikroskopi dengan presisi, mengoperasikan instrumen PCR, serta menilai validitas uji cepat menjadi keterampilan esensial. Oleh karena itu, pendidikan dan pelatihan berkelanjutan bagi TLM merupakan investasi penting dalam sistem kesehatan.

Tantangan dan Peluang di Era Eliminasi

Tantangan utama saat ini adalah meningkatnya kasus Plasmodium knowlesi, spesies malaria zoonotik yang sulit dibedakan morfologinya dengan P. malariae (Cooper et al., 2020). Selain itu, mutasi gen pfhrp2 pada P. falciparum yang menyebabkan hasil negatif palsu pada RDT menjadi ancaman terhadap akurasi deteksi (Rahimi et al., 2023).

Namun, di balik tantangan tersebut tersimpan peluang: integrasi data laboratorium dengan sistem informasi kesehatan nasional membuka jalan bagi respons cepat terhadap wabah. TLM kini tidak hanya berperan di laboratorium, tetapi juga sebagai bagian dari sistem kewaspadaan dini penyakit menular.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun