Mohon tunggu...
Rendra Trisyanto Surya
Rendra Trisyanto Surya Mohon Tunggu... Dosen - I am a Lecturer, IT Auditor and Trainer

(I am a Lecturer of IT Governance and IT Management. And IT AUDITOR and Trainer in CISA, CISM, CGEIT, CRISC, COBIT, ITIL-F, PMP, IT Help Desk, Project Management, Digital Forensic, E-commerce, Digita Marketing, CBAP, and also Applied Researcher) My other activity is a "Citizen Journalist" who likes to write any interest in my around with DIARY approached style. Several items that I was writing in here using different methods for my experimental, such as "freestyle", "feeling on my certain expression," "poetry," "short stories," "prose," "travel writing," and also some about popular science related to my field. I use this weblog (Kompasiana) as my experiment laboratory in writing exercise, Personal Branding and my Personal Diary... So, hopefully..these articles will give you beneficial or inspiration and motivation for other people like my readers...! ... Rendratris2013@Gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Karena "Slip of the Tongue": Sang DKI-1 Itupun Masuk Penjara

10 Mei 2017   17:05 Diperbarui: 11 Mei 2017   09:24 1221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Banyak yang membencinya, tapi banyak juga yang menagis untuknya begitu mendengar kabar dia harus masuk penjara / sumber photo: rilis.id)

Dia, pejuang antikorupsi yang dikenal jujur dan bersih, saat memerintah DKI (di antara banyaki informasi "hoax"yang juga  negatif mengenai dirinya).. Sang Pekerja keras ini, tampak ikhlas memposisikan dirinya sebagai pejabat yang melayani publik (sebagai “social agent of change”), yang siap bercapek-capek melayani masyarakat mayoritas Muslim Kota Metropolitan Jakarta itu, setiap saat. Sampai menyempat-nyempatkan diri setiap pagi melayani keluhan warga secara langsung yang sehrsunya memang bukan tugas dari seorang Gubernur untuk hal yang remeh-temeh begini. Kiprah yang berbeda dengan para Gubernur sebelumnya, yan gsering tampak seperti menjaga jarak dengan rakyatnya.... Pertemuan setiap paginya di Balai Kota mendengarkan keluhan berbagai lapisan masyarakat itu, menjadi menarik dan menjadi ciri khasnya tersendiri. Bahkan konon kabarnya, tradisi ini akan diteruskan oleh Gubernur terpilih Anies Baswedan....

Meskipun, Gubernur Ahok yang non-muslim dan berasal dari turunan Cina tersebut,g seringi terkena stigma. Namun, diyakin,i adalah  sedikit dari  pejabat langka yang bekerja penuh dedikasi. Yang  tak mempan di sogok uang dan komisi projek, sebagaimana kebanyakan para pejabat saat ini.Meskipun, dia memegang APBD Pemda DKI yang super besar, yaitu Rp 80 Triliyun. Entah berapa kekayaannya,  jika dia mau  menerima 5% saja dari setiap projek selama setahun. Sebagaimana sering kita dengar, sudah menjadi tarif standar para vendor dan kontraktor yang kerap mengerjakan projek-projek pemerintah di berbagai daera itu.

Sayang, kemampuan komunikasi personalnya yang bergaya "ceplas-ceplos" ala orang Sumatra tersebut, seringkali "menyinggung" dan "melukai" hati banyak orang yang tidak terbiasa. Termasuk, saat menyebut Surat Al-Maida dalam salah satu pidatonya. Yang mestinya hal ini  memang tidak perlu dilakukannya, sebagai seorang Gubernur yang sedang “kampanye” agar terpilih lagi mengambil hati rakyat Jakarta yang mayoritas muslim itu. Ini kebodohan atau kecerobohan..?  Dari perspektif ini, tentu jelas tidak ada niat kesengajaan dalam melalukan hal ini...

Dia menyadari kesalahannya itu. lalu dia telah meminta maaf berkali-kali..Bahwa, yang dimaksud  dengan “orang-orang” dalam pidatonya itu adalah para politisi busuk, yang seringkali mem-politisi agama,di antaranya menggunakan Surat Al-Maida. Tapi penafsiran banyak orang: Dia menista karena menyinggung Para Ulama. Yang akhirnya membuat “gonjang-ganjing” republik dengan bangsa yang majemuk ini. hampir membuat keutuhan NKR bagai perahu retak yang oleng. Ucapannya itu: bak memancing lebah agar keluar dari sarangnya dengan suara kemarahan yang massal dan meluas...(Memang sih, siapa  yang tidak menjadi tersinggung kalau Agamanya disinggung? Pelajaran buat pejabat publik, hati-hati bahwa "Mulutmu adalah Harimaumu...!".)

Hari ini, akhirnya, hakim memutuskan: Dia harus masuk penjara selama 2tahun. Bukan hukuman percobaan sebagaimana tuntutan Jaksa pada sidang sebelumnya. Meski menurut Jaksa dia tidak terbukti menistakan Agama. Tapi hakim menilai,  dia telah membuat kegaduhan yang luar biasa...Dari sisi hukum pun, keputusdan yang berbeda ini kemudian memunculkan  preseden baru: Hakim bisa memutuskan hukuman lebih berat dari Penuntut Umum atau Jaksa. Paling tidak, untuk keadaan dan hal-hal tertentu... 

Pendukungnya pun, kemudian histeris, kecewa, sedih dan sebagian "marah". Mereka lalu mengungkapkannya  dengan mengirim Bunga dan Balon berwarna Merah-Putih (simbol kebhinekaan) yang lebih banyak lagi... Mereka (sebagian),  bahkan, ingin ikut menginap di LP Cipinang... Berbagai argumen pun  bermunculan dari mereka: "Masak sih, salah ucap saja harus  dihukum sampai 2 tahun penjara..? Bukankah dia pun sudah meminta maaf berkali-kali? Dia i dizalimi....," kata beberapa di antara mereka. Ada a 2 juta orang pendukungnya yang bisa jadi tidak menerima vonis ini...

Ada pula pendukung yang mengatakan begini:"Bukankah ada juga ceramah di Mesjid, yg menyinggung agama lain? " Begitu protes salah seorang saat ngobrol dan berdiskusi dengan saya ketika duduk di depan Balai Kota, di antara air mancur yang  tampak indah saat menjelang senja... "Saya juga pernah mendengar ceramah demikian" , lanjut saya meresponnya. Tapi hanya segelintir orang. Sebagian besar umat Islam Indonesia (the silent majority), Cinta Damai kok, lanjut saya meyakininya.  Dia tampak terdiam,mengangguk dan termanggu haru...Saya menatap malam yg mulai datang, dan bersiap-siap untuk pulang....

(Ya,Brothers and sisters...! Begitulah, kalau kita bermain politik di arena SARA. Sangat rawan buat siapa oun. Dan, terkadang memang KEADILAN itu seringkali menjadi relatif, karena tidak berada di ruang hampa. Di dalam KEADILAN itu, ada anasir perspektif.. Ada dimensi ruang, waktu dan konteks, di mana Keadilan itu dimunculkan..)

===============================================================

(Ditulis oleh: Rendra Tris Surya di Cimahi, malam Rabu 09052017/ Saya tidak mengenalnya, dan saya bukan pendukungnya. Tapi saya juga bukan pembencinya.)

(Pemandangan yang unik, ketika Balai Kota kemudian dibanjiri oleh ribuan Bunga buat kandidat yang kalah. Fenomena sosial yang langka, yang mungkin hanya terjadi di Jakarta. Bahkan sampai ke Batam, medan dan Yogya segala yang penduduknya tidak ikut Pilkada DKI. Mungkin, nanti setelah dia dipenjara, LP Cipinangpun akan kebanjiran Bunga juga../ sumber photo: Suratkabar.id)
(Pemandangan yang unik, ketika Balai Kota kemudian dibanjiri oleh ribuan Bunga buat kandidat yang kalah. Fenomena sosial yang langka, yang mungkin hanya terjadi di Jakarta. Bahkan sampai ke Batam, medan dan Yogya segala yang penduduknya tidak ikut Pilkada DKI. Mungkin, nanti setelah dia dipenjara, LP Cipinangpun akan kebanjiran Bunga juga../ sumber photo: Suratkabar.id)

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun