Mohon tunggu...
Relly Jehato
Relly Jehato Mohon Tunggu... Penulis - .

Personal Blog: https://www.gagasanku.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Fadli Zon dan Politisasi Racun Kalajengking

4 Mei 2018   06:15 Diperbarui: 4 Mei 2018   08:05 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat membuka Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2018 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, pada Senin, 30 April 2018 yang lalu, Presiden Jokowi coba menjelaskan apa yang paling mahal di dunia.

Di hadapan para kepala daerah Jokowi mengungkapkan bahwa kalau ingin kaya, carilah racun kalajengking. Menurutnya, saat ini, komoditas paling mahal adalah racun dari kalajengking. Harganya mencapai US$ 10,5 juta atau sekitar Rp 145 miliar per liter.

Komoditas yang supermahal di dunia saat ini adalah Californium 252. Ini adalah jenis zat kimia untuk mengeksplorasi minyak dan gas. Harganya mencapai US$ 27 juta atau sekitar Rp 375 miliar per gram.

Gagasan presiden ini mendapat reaksi pro dan kontra. Ada yang menanggapinya secara sinis. Tapi, ada juga yang memandangnya secara positif, sebagai sentilan ide yang kreatif.

Reaksi pro kontra ini tidak hanya dating dari warganet (netizen), tapi juga dari politisi. Partai Gerindra member catatan negative terhadap pernyataan Jokowi tersebut. Hal itu tercermin dalam cuitan di akun twitternya.

"Cukup!! Cabai mahal, tanam sendiri. Daging mahal, makan keong sawah. Beras mahal, tawar. Cukup sudah bercandanya, kondisi perekonomian kita sedang tidak baik. Tolong berikan solusi itu yang baik dan benar. Ini Republik Indonesia, bukan Republik Dagelan." Demikian cuitan akun tersebut.

Komentar paling keras muncul dari kader Gerindra, yang juga Wakil Ketua DPR, Fadli Zon. Menurutnya, pernyataan presiden itu sangat memalukan dan harus diusut. Fadli bahkan meminta Jokowi untuk mencontohkan cara beternak kalajengking kepada masyarakat.

Pertanyaannya, apakah reaksi Partai Gerindra dan Fadli Zon ini relevan dan masuk akal? Menurut saya, respon mereka kurang tepat dan sangat mungkin masih terkait dengan kontestasi pilpres 2019, dimana Presiden Jokowi besar kemungkinan akan head to head dengan Prabowo. Ada beberapa alasan yang bisa dikemukakan.

Pertama, pernyataan Jokowi terkiat dengan budidaya kalajangking perlu ditafsirkan dalam keseluruhan pernyataannya di acara musrembang itu. Jokowi mengatakan kalajengking memang mahal, tapi sebetulnya, komoditas yang paling mahal adalah waktu.

Menurutnya, seiring perkembangan teknologi, waktu menjadi komoditas paling mahal. Tapi, waktu baru bisa jadi mahal kalau dimanfaatkan dengan baik. "Dan kalau yang namanya waktu menjadi komoditas mahal, artinya musuh nomor satu kita adalah buang-buang waktu," katanya, sebagaimana dikutip Tempo.co.

Melihat pernjelasan tersebut, Jokowi sebetulnya mau mengingatkan kepada kepala daerah agar memanfaatkan waktu dengan baik. Ia meminta para pemimpin kementerian dan lembaga serta kepala daerah berpikir lebih cepat, pangkas segala bentuk perizinan dan birokrasi yang panjang untuk memudahkan masuknya investasi ke Indonesia. Inilah sebetulnya poin utama pernyataan Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun