Baitul Arqam PCA Sedayu: Strategi Revitalisasi Ideologi Muhammadiyah
Revitalisasi merupakan upaya mengembalikan kembali semangat dan kesadaran akan menjalankan sesuatu. Dalam konteks bermuhammadiyah, revitalisasi ideologi sangat penting.
Pentingnya menjalankan ajaran-ajaran Islam yang murni dan  sesuai dengan sunnah Rasulullah, harus terus dikuatkan bagi umat Islam, terlebih anggota Muhammadiyah.
Melalui revitalisasi ini, diharapkan umat Islam dapat kembali kepada jati dirinya sebagai umat yang beriman, berilmu, dan beramal sholeh.
Dengan demikian, umat Islam bisa menjadi teladan dan sumber inspirasi bagi masyarakat luas. Terlebih para anggota Muhammadiyah. Muhammadiyah harus mampu memainkan peran yang lebih aktif dalam membangun masyarakat yang adil, damai, dan sejahtera.
Revitalisasi Ideologi Bermuhamaddiyah ini disampaikan di depan perempuan-per
perempuan unggulan berkemajuan, perempuan Aisyiyah di Sedayu. Yaitu, kegiatan Baitul Arqam (BA) Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) di Gazebo Hanggar Tani, Ngaglik, Sumbersari, Sleman.
Materi Revitalisasi Ideologi Muhammadiyah di BA PCA ini, disampaikan oleh Aris Samsugito S. Ag., M.M. Disampaikan bahwa dalam bermuhammadiyah itu harus benar-benar lahir dan batin. Dalam beribadah kita kembali ke Muhammadiyah. Dalam mempertahankan ideologi, anggota Muhammadiyah harus mampu memperjuangkan kepentingan Muhammadiyah.
Mengutip apa yang pernah diucapkan K.H. Daldiri, "Ojo nganti wing Muhammadiyah iku, iso mlaku ning ora iso baris". Â Di mana banyak warga Muhammadiyah, namun berjalan sendiri-sendiri. Tidak bisa memberi dampak kebaikan buat masyarakat luas. Padahal Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam yang besar.
Dengan Ideologi Muhammadiyah yang baik dan benar lahir dan batin, in syaa Allah akan membawa umat Islam menuju pintu surga.
Dalam perjuangan di bidang Aqidah, Â Muhammadiyah bekerja untuk menegakkan aqidah Islam yang murni. Dengan kemurnian aqidah, iman Islam akan terhindar dari hal syirik.
Hidup manusia harus bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid'ah dan khurafat, tanpa mengabaikan prinsip-prinsip toleransi menurut agama Islam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI