TRADISI MAULID NABI MUHAMMAD SAW DI MADURA
Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW merupakan tradisi di masyarakat muslim seluruh dunia setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Peringatan tersebut bertujuan untuk menghormati dan mengingat sejarah, kebesaran, keteledanan Nabi Muhammad SAW dengan berbagai bentuk kegiatan budaya, ritual, dan keagaaman.
Maulid adalah hari lahir yaitu tanggal 12 Robiul Awal dan maulud adalah yang dilahirkan yaitu Nabi Muhammad SAW. 600 tahun yang lalu nabiyallah Isa a.s. sudah berbicara, kata Nabi Isa "nanti akan datang seorang nabi setelah aku namanya Ahmad"
betapa mulianya Nabi Muhammad SAW, maka peringatan maulid Nabi Muhammad SAW harus kita jaga dan kita laksanakan agar kita dapat mengikuti suri teladan Nabi Muhammad SAW.
Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 12 Robiul Awal diperingati oleh mayoritas penduduk muslim di dunia, termasuk di Indonesia. Di dalam perayaan maulid Nabi Muhammad SAW berisi tentang cerita-cerita atau kisah-kisah nabi Muhammad SAW dan juga mengadakan pembacaan selawat nabi, pembacaan sirah nabi dan pengajian. Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW juga menjadi penyemangat umat muslim untuk menyatukan semangat dan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW
Ketika perayaan bulan maulid Nabi Muhammad SAW datang, di Madura biasanya maulid Nabi Muhammad SAW dijadikan momen ajang silaturahmi dengan berkeliling di setiap rumah dengan mengadakan pengajian, pembacaan selawat atau pembacaan maulid/siroh Nabi Muhammad SAW.
Biasanya juga di kalangan etnis Madura ketika maulid Nabi Muhammad SAW mereka pulang kampung (toron)[1] Di kalangan santri, motif toron untuk memperingati maulud adalah untuk menghormati Rosul dan peringatan itu diibaratkan acara haul bagi kedua orang tua mereka, dengan rasa hormat itu diharapkan agar mendapat rahmat dan syafaat Nabi Muhammad SAW. Sebaliknya bagi kalangan non santri, maulud merupakan tawasul untuk menebus dosa dan mengharap syafaat dari Nabi Muhammad SAW.
Selain menjadi ajang momen silaturahmi, di Madura ketika Maulid Nabi Muhammad SAW, warga Madura  membawa buah-buahan yang tersusun rapi ke masjid untuk menjadi hidangan warga yang hadir dalam perayaan maulid Nabi Muhammad SAW atau setiap rumah warga membawa buah-buahan masing-masing ke masjid atau musala[2], ketika pembacaan maulid Nabi Muhammad SAW selesai mereka rebutan apa yang dibawa warga tadi dan juga salah satu dari warga menyebar uang yang menjadi perebutan bagi warga yang hadir di perayaan maulid Nabi Muhammad SAW[3].Â
Di Madura juga biasanya mengadakan maulid Nabi Muhammad SAW ketika waktu lahirnya Nabi Muhammad SAW yaitu pada tanggal 12 Robiul Awal, dan juga para warga membawa terrater[4] (berkat/sembako) untuk saling menukar dengan warga lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Djakfar, M., (2012). Tradisi Toron Etnis Madura: Fakultas Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Diunduh pada 18 November 2020 dari  http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub/article/view/2193/pdf
Fardani, Alfi. 2020. Tradisi Maulid Nabi Muhammad Di Madura. Hasil wawancara pada tanggal 18 November 2020 melalui aplikasi  Whatsapp