Review Buku Gadis Minimarket (Convenience Store Woman)

Novel ini menceritakan tentang gadis berumur 36 tahun yang bekerja paruh waktu di minimarket (tentunya dengan versi alasan yang ia pegang). Setengah dari umur hidupnya ia habiskan dengan bekerja di minimarket yang sama. 

Cerita ini cukup relate dengan sebagian cerita hidup yang aku alami. Sometimes I have thought like her. Momen pertemuan antara Keiko dengan Siraha cukup mempertaruhkan arti hidup yang Keiko punya. I really wonder about the dialogue that provided in this novel, because I found their own perspectives about the problem. Selebihnya, bisa ku mengerti bagaimana hidup mereka bisa diterima di masyarakat.

Aku ingin kau menyembunyikanku dari semua orang yang mengenalku. semua orang dengan santainya ikut campur dengan hidupku padahal aku tak menyusahkan siapa pun. Aku cuma ingin bernapas dengan tenang. Hal :  114 - 115.

Dengan karakter yang dibawa oleh Siraha itu mewakili perspektif laki-laki yang ingin diakui oleh masyarakat. Dari pernikahan, punya anak, bekerja selayaknya, yang merupakan aktivitas normal sebagai masyarakat normal umumnya.

Berbeda dengan karakter yang Keiko bawa, sebagai perempuan lajang, perawan, dan pekerja paruh waktu (pegawai minimarket). Bukan untuk melarikan dari masyarakat, bukan berarti dia tidak diterima di masyarakat, karena justru pilihannya adalah sebuah kenyamanan bagaimana dia menjadi bagian dari masyarakat melalui perannya sebagai gadis minimarket. Dia akan menjadi normal dengan pilihannya yang menurutnya itu nyaman.