Pada usia 15 tahun, Bolt memenangkan medali emas 200 meter di Kejuaraan Dunia Junior di Kingston, Jamaika --- mencatat waktu 20,61 detik, dan menjadi sprinter termuda yang pernah memenangkan kejuaraan tingkat dunia dalam nomor tersebut.
Keberhasilan ini mengundang perhatian internasional. Namun, Bolt masih harus melalui berbagai fase cedera, kurangnya disiplin, dan inkonsistensi performa sebelum menemukan kestabilan.
B. Bakat Mentah dan Tantangan Awal
Pada masa remaja dan awal karier seniornya, Bolt sempat dikenal kurang disiplin dalam latihan. Ia juga mengalami sklerosis skoliosis ringan, yang membuat pelatihnya harus menyusun program latihan khusus untuk menghindari cedera punggung.
IV. Puncak Karier: Dominasi Mutlak Dunia Sprint
A. Olimpiade Beijing 2008
Di bawah bimbingan pelatih Glen Mills, Bolt melakukan transisi dari pelari 200 meter ke nomor 100 meter pada tahun 2007. Keputusan ini terbukti brilian.
*100 meter final: 9,69 detik --- memecahkan rekor dunia meskipun ia melambat di 20 meter terakhir untuk merayakan kemenangan.
*200 meter final: 19,30 detik --- mematahkan rekor Michael Johnson (19,32 detik) dari Atlanta 1996.
*Estafet 4x100 meter: Jamaika mencatat waktu 37,10 detik (rekor dunia) --- namun medali ini dicabut pada 2017 karena rekan setim, Nesta Carter, terbukti menggunakan doping.
B. Kejuaraan Dunia Berlin 2009
Ajang ini menjadi puncak kehebatan Bolt:
*100 meter: 9,58 detik
*200 meter: 19,19 detik
*Kedua rekor ini masih bertahan hingga 2025 dan menjadi tolak ukur kecepatan manusia.
C. Olimpiade London 2012 dan Rio 2016
Bolt mempertahankan gelar triple-triple: tiga emas di tiga nomor pada dua Olimpiade berturut-turut. Namun, medali 4x100m di Beijing dicabut akibat kasus doping rekannya, sehingga Bolt resmi memiliki 8 medali emas Olimpiade.