Teknologi penyimpanan data berkembang pesat seiring dengan kebutuhan manusia akan kecepatan, kapasitas, dan efisiensi. Namun, di balik kecanggihan tersebut, ada tantangan baru yang muncul, khususnya dalam dunia pemulihan data. Bagi pengguna awam, kehilangan data mungkin terdengar seperti bencana besar. Bagi teknisi data recovery, kehilangan data adalah tantangan yang bisa diselesaikan dengan ilmu, pengalaman, dan tentu saja, peralatan yang tepat.
Intel Optane Memory H10 (H20) adalah salah satu produk inovatif yang dirancang untuk laptop dan perangkat kompak lainnya. SSD ini hadir dalam bentuk NVMe M.2 dan menggabungkan dua jenis memori berbeda: 3D XPoint (Optane) sebagai cache dan QLC 3D NAND sebagai media penyimpanan utama.
Bagaimana Struktur Kerjanya?
Secara sederhana, memori Optane berfungsi sebagai jembatan percepatan. Ia menyimpan data yang sering diakses agar dapat dibuka lebih cepat, sementara NAND menyimpan keseluruhan file sebagai ruang utama. Kedua komponen ini digabungkan menjadi satu drive logis dengan teknologi Intel Rapid Storage.
Bagi pengguna, sistem ini tampak seperti satu SSD biasa. Namun, bagi teknisi data recovery, struktur ganda ini adalah tantangan besar. Mengapa? Karena ketika salah satu komponen gagal, akses ke keseluruhan data bisa terganggu.
Pendekatan dalam Pemulihan Data
Untuk menangani drive jenis ini, dibutuhkan alat profesional seperti PC-3000 Portable III atau PC-3000 Portable PRO. Perangkat ini memungkinkan teknisi membuat logical image dengan mempertimbangkan mekanisme caching dari Optane. Tanpa alat ini, data berisiko tidak terbaca dengan benar.
Selain itu, pemulihan data Optane H10/H20 memerlukan adaptor khusus bernama "SSD PCIe NVMe/AHCI + Intel Optane". Alat ini memastikan bahwa kedua bagian memori---Optane dan NAND---dapat diakses sekaligus. Kesalahan dalam koneksi dapat menyebabkan kehilangan data permanen.
Tantangan yang Dihadapi