Media penyimpanan seperti HDD (Hard Disk Drive), SSD (Solid State Drive), flashdisk, dan SD card merupakan fondasi utama dalam ekosistem komputer modern. Semua data penting, mulai dari dokumen, foto, hingga basis data perusahaan, tersimpan dalam perangkat ini. Namun, sebagaimana perangkat elektronik lainnya, media penyimpanan rentan terhadap kegagalan.
Secara garis besar, kegagalan media penyimpanan dapat dikategorikan menjadi kerusakan fisik (physical failure) dan kerusakan logis (logical failure). Pemahaman tentang keduanya sangat krusial, terutama dalam konteks recovery data, karena pendekatan pemulihan data berbeda tergantung dari jenis kerusakan yang terjadi. Artikel ini akan membahas secara teknis penyebab, tanda-tanda, serta metode recovery untuk masing-masing jenis kegagalan.
Kegagalan Fisik (Physical Failure)
Kegagalan fisik merujuk pada kerusakan nyata pada komponen perangkat keras media penyimpanan. Kerusakan ini biasanya membuat perangkat tidak terdeteksi, tidak dapat diakses, atau menghasilkan bunyi tidak normal.
1. HDD (Hard Disk Drive)
Komponen utama HDD: piringan magnetis, head pembaca/penulis, motor spindle, dan PCB (Printed Circuit Board).
Head Crash: jarum pembaca menyentuh permukaan piringan, menyebabkan goresan. Data pada area tersebut biasanya hilang permanen.
Kerusakan Motor Spindle: motor gagal memutar piringan dengan kecepatan konstan, membuat drive tidak dapat diakses.
Kerusakan PCB: arus pendek atau komponen elektronik terbakar, mengakibatkan drive tidak terdeteksi.
Bunyi Klik (Click of Death): tanda umum head tidak bisa menemukan data, seringkali akibat kerusakan mekanis.
2. SSD (Solid State Drive)