Mohon tunggu...
Reza Paradisa
Reza Paradisa Mohon Tunggu... Buruh - Pemulung Waktu Luang

Menulis berarti memberi kekuatan pada orang lain untuk membaca pikiran kita.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Belajar dari Zahra, Modal Hafalan Al Quran Bisa Masuk PTN

31 Mei 2019   09:23 Diperbarui: 2 Juni 2019   16:26 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Banyak Jalan Menuju Roma", ingat pepatah ini? singkat dan magis, begitu kiranya ungkapan yang seketika muncul ketika mendengar pepatah itu. Dahulu, ketika masanya kota Roma menjadi pusat dunia dengan adanya Kekaisaran Romawi yang kekuasaanya luas membentang mulai Britania sampai Asia dan Afrika Utara, pasukan Romawi pernah bereskspansi dengan melakukan ekspedisi ke berbagai penjuru dunia dengan jarak tempuh 80.000 km sampai 120.000 km. 

Hasil ekspedisi itulah yang kemudian terbentang jalan yang berada di Eropa, Asia Barat sampai Afrika Utara, dan semua jalan yang terbentang itu bermuara pada titik akhir yaitu kota Roma. Barangkali dari segi historisnya, cerita inilah yang menjadi titik awal lahirnya pepatah "Banyak Jalan Menuju Roma". 

Menarik memang jika menelusuri cerita mengenai sejarah kemunculan pepatah ini, dan tentu saja akan ditemui berbagai versi cerita yang berbeda yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu. Mungkin bisa di lain kesempatan ataupun dalam tulisan khusus mengenai itu. Singkatnya seperti halnya jalan menuju Roma, pada sejarahnya. Selalu ada berbagai cara pula untuk mencapai sesuatu, pada pepatahnya.

Masa transisi dari dunia sekolah menengah akhir menuju dunia perkuliahan memang bisa dibilang menjadi masa yang cukup kompleks dengan segala kebimbangannya. Mulai dari pilihan kampus, pilihan jurusan, bahkan sampai pada seleksi masuk perguruan tinggi yang cukup ketat. Sejumlah perguruan tinggi negeri memang kerap kali memberlakukan kualifikasi yang cukup ketat bagi para calon mahasiswa yang mendaftar untuk bisa diterima menjadi mahasiswa baru, ini tentu saja menjadi perjudian yang besar bagi para calon mahasiswa baru. Bagaimana tidak, mereka harus berusaha dan berjuang terlebih dahulu untuk bisa bersaing dengan ribuan pendaftar lain. Sebenarnya tidak sulit untuk bisa masuk di Perguruan Tinggi Negeri, asalkan pintar-pintar saja mengambil strategi dan melihat peluang yang ada.

Pun demikian dengan Zahra, berbekal ijazah paket C dan hafalan Qur'an tidak lantas membuatnya tersingkir dari persaingan masuk UIN Sunan Gunung Djati salah satu Perguruan Tinggi Negeri yang ada di kota Bandung. Bagaimana bisa? "Banyak Jalan Menuju Roma",  celetuknya.  

"Perjalanan dan pengorbanan untuk masuk UIN memang bisa dibilang luar biasa, mulai dari puasa selama sebulan penuh, berdo'a sekeluarga, bahkan sampai membaca shalawat sudah menjadi usaha rutinan setiap hari di samping banyak usaha lainnya".

"Tapi yang terpenting selain itu, mengejar target muroja'ah  hafalah Qur'an jelas tidak bisa dipungkiri menjadi salah satu senjata pamungkas untuk bisa masuk UIN Sunan Gunung Djati. Tidak ada yang tidak mungkin".

UIN Sunan Gunung Djati Bandung memang membuka jalur tes tahfidz bagi para calon mahasiswa yang memiliki hafalan Qur'an minimal 5 Juz, yang terintegrasi dalam kategori jalur Ujian Mandiri yang diselenggarakan oleh pihak kampus sendiri. Jalur tes tahfidz memang tidak memiliki batasan kuota untuk penerimaannya, siapapun yang masuk melalui jalur ini dan memang memiliki hafalan Qur'an minimal 5 Juz boleh bebas memilih jurusan dari 45 Prodi yang diinginkan dan Insya Allah akan diterima 100 %.

"Melalui Jalur tes tahfidz ini, Alhamdulillah bisa diterima dan diberi jurusan pilihan pertama. Akhirnya sekarang resmi menjadi mahasiswi jurusan Komunikasi Penyiaran Islam di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Hehe", Pungkas Zahra.

Zahra (ujung kiri)-dokpri
Zahra (ujung kiri)-dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun