Mohon tunggu...
Rionanda Dhamma Putra
Rionanda Dhamma Putra Mohon Tunggu... Penulis - Ingin tahu banyak hal.

Seorang pembelajar yang ingin tahu Website: https://rdp168.video.blog/ Qureta: https://www.qureta.com/profile/RDP Instagram: @rionandadhamma

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Polemik Subsidi Kereta Api

4 Januari 2019   12:42 Diperbarui: 4 Januari 2019   12:51 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.kai.id/

Baru dua hari yang lalu, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan mencabut subsidi lima kereta api kelas ekonomi jarak jauh. Pencabutan subsidi ini berlaku pada jurusan-jurusan berikut (Arnani dalam ekonomi.kompas.com, 2019):

  • KA Logawa relasi Purwokerto -- Jember.
  • KA Brantas relasi Blitar -- Pasarsenen.
  • KA Pasundan relasi Surabaya Gubeng - Kiaracondong Bandung.
  • KA Gaya Baru Malam Selatan relasi Surabaya Gubeng -- Pasarsenen.
  • KA Matarmaja relasi Malang -- Pasarsenen.

Namun, PT KAI tidak menaikkan harga tiket kereta api yang subsidinya dicabut, karena perusahaan sudah memiliki anggaran operasional untuk menutupi kekurangan subsidi tersebut (Arnani dalam ekonomi.kompas.com, 2019).

Tetapi, pada 31 Desember 2018, Kementerian Perhubungan juga mengumumkan besaran subsidi Public Service Obligation (PSO) untuk PT KAI pada tahun 2019. Dalam pengumuman tersebut, dikemukakan bahwa besaran subsidi PSO untuk kereta api adalah Rp 2.373 triliun. Angka ini lebih tinggi 4,5% dari besaran subsidi PSO di tahun 2018 (Putra dalam merdeka.com, 2018).

Bagaimana bisa subsidi dinaikkan pada hari sebelumnya, lalu dicabut beberapa pada hari berikutnya? Jawaban pertanyaan ini terletak pada orientasi fokus subsidi PSO. Peningkatan subsidi ini difokuskan pada angkutan perkotaan. Dalam istilah lain, peningkatan subsidi ini difokuskan pada kereta commuter line.

Maka, subsidi untuk beberapa kereta api jarak jauh harus dikorbankan sebagai bentuk shifting fokus subsidi kereta api. Diharapkan, peningkatan dan reinforcement fokus subsidi kereta api ini dapat meningkatkan kualitas dan inovasi pelayanan kereta api commuter dan ekonomi sesuai dengan standar yang ada (Putra dalam merdeka.com, 2018).

But, a question is rarely asked. Apakah kita perlu mensubsidi sektor transportasi kereta api kita untuk meningkatkan kualitas pelayanannya sebagai bagian pelayanan publik?

Menurut hemat penulis, kita harus mensubsidi sektor transportasi kereta api kita. Subsidi ini adalah bagian dari tugas utama pemerintah untuk menjalankan pelayanan publik dan melindungi warga negara yang kurang mampu, yang mayoritas juga menggunakan transportasi kereta api.

Tetapi, model subsidi ini harus diubah. Model subsidi lama yang diberikan langsung kepada PT KAI sebagai operator jasa layanan kereta api (producer-based subsidy) harus diubah menuju model subsidi yang diberikan langsung kepada konsumen (consumer-based subsidy). Perubahan model subsidi harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan perkeretaapian.

Sehingga, subsidi kereta api tidak lagi berbentuk pengurangan harga tiket kepada konsumen, melainkan suatu manfaat tambahan (additional benefit) yang dapat digunakan oleh konsumen sesuai dengan preferensinya. Expanding choice for the consumer, that's the main goal of consumer-based subsidy.

Bagaimana bentuk konkrit dari consumer-based subsidy ini? Berikut adalah empat wujud konkrit model subsidi ini:

  • Free Train Pass bagi lansia, pelajar, dan mahasiswa.
  • Pembuatan dan pengembangan aplikasi Kereta Api yang terintegrasi (hampir seperti aplikasi transportasi online).
  • Points system setelah menggunakan jasa kereta api.
  • Voucher yang dapat dibeli menggunakan poin tersebut.

Mari kita mulai dari Free Train Pass. Mengapa sasarannya harus lansia, pelajar, dan mahasiswa? Ketiga kelompok demografi ini memiliki kecenderungan untuk menggunakan transportasi kereta api karena biaya yang lebih murah, waktu tempuh yang lebih efisien, serta tidak terlalu melelahkan seperti membawa kendaraan pribadi, khususnya di perkotaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun