Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Manusia dan Perubahan

7 Februari 2023   05:26 Diperbarui: 7 Februari 2023   05:44 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : sciencealert.com

Seperti pohon...Di pokok kita masih satu, lantas kita berpisah di cabang. Ada yang ke kiri, ada yang ke kanan, ada yang terus ke atas, ada yang ke depan, ada yang ke belakang. Atau bilapun masih satu di cabang, kita nanti akan berpisah juga di ranting. Ke atas, ke kiri, ke kanan, ke depan, ke belakang...

Saat kita kecil dulu, kita masih satu, masih anak kecil. Lantas sedikit demi sedikit waktu kita bikin kita beda. Waktunya makin banyak, beda kita tambah banyak.

Itulah kita."

Kalimat di atas termaktub di dalam buku terakhir serial Anak-anak Mama Alin : Jejak-Jejak.  Tentang kegundahan seorang bubin LantanG, oh mungkin lebih tepatnya renungan, betapa pada akhirnya manusia akan berubah sejalan waktu.  

Terkadang manusia tidak siap dengan perubahan, dengan kebiasaan yang melenakan, sehingga saat ada yang berubah akan terasa keterkejutan dan ketidaksiapan, padahal memang tiada yang abadi di dunia ini, ya pekerjaan, jabatan, harta, bahkan teman dan keluarga.

Pelan-pelan nantinya, entah kita yang meninggalkan mereka, atau mereka yang akan meninggalkan kita, itu adalah hal mutlak yang harus diterima, dan tentu saja itu semacam ujian bagi manusia, pelajaran untuk tahu makna ikhlas, arti melepaskan sesuatu yang tadinya akrab dan dekat.

Saya pernah bertemu dengan seorang pejabat, tepatnya mantan pejabat, yang masih tidak mau move on dari kenyataan bahwa dia sudah tak lagi aktif bekerja, tapi masih saja mengungkit-ungkit hasil pekerjaannya di masa lampau, buat apa begitu orang toh tak akan peduli lagi.

Begitulah dunia dan isinya, terkadang mudah didapatkan namun seringkali sulit untuk melepaskan.  Tapi itulah rumusannnya. Saya sendiri pernah menulis di blog, betapa bubin mengajarkan padaku bahwa idealisme harus tetap dipegang, hidup pun harus terus berjalan, dan tak ada pesta yang tak akan usai.

Begitulah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun