Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dendam Saat Tak Punya dan Jejak Orang Baik

5 Desember 2022   05:52 Diperbarui: 5 Desember 2022   05:57 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Seorang kawan bercerita, bahwa pada saat sekolah menengah dahulu, senang hati mengerjakan pekerjaan rumah kawannya karena setelahnya akan dikasih roti bakar, yang adalah makanan langka yang tak ditemukan saat di rumah.

Hal tersebut berhasil kembali menerbangkan ingatan pada masa sekolah dasar, saat tak mampu membeli es serut sirup yang dijajakan mamang pedagang keliling di depan sekolah.  Tidak bisa membelinya walau harganya tak seberapa karena memang tak dikasih uang jajan dari rumah.

Akhirnya daripada nganggur, iseng mencucikan gelas bekas minum es dan mamang penjualnya pun membiarkan saya mengambil alih salah satu job desc-nya.  Rupanya pekerjaan sederhana yang dilakukan dengan senang itu berbuah manis, selesai mencucikan gelas-gelas itu saya dikasih satu gelas es gratis.

Karena senang mendapatkan upah, besoknya kembali riang bertugss jadi tukang cuci gelas mamang tukang es, sampai akhirnya berhenti sendiri saat ada juga seorang kawan yang rupanya diam-diam mengamati kerjaan saya dan mengikuti jejak saya tersebut.

Terkadang melihat hal-hal sederhana yang dulu tak mungkin bisa dilakukan dan dimiliki, diam-diam mengakar dan berujung dendam, agar hal tersebut tak lagi terulang di masa sekarang, menimbulkan romansa sendiri saat mengingatnya.

Seperti juga halnya dulu, saat melihat dulu seorang adik kelas membeli satu pak wafer yang berisi entah berapa lusin, untuk dinikmati di kos.  Hanya bisa kagum melihat orang lain yang bisa membeli sedemikian banyak snack yang biasa cuma bisa dibeli satuan, itupun jarang-jarang.

Saat SMP pun, ada saat tak mampu membeli buku teks geografi yang padahal diwajibkan untuk dimiliki tiap murid, tapi apa daya tak punya uang untuk membelinya, senasib dengan kawan sabangku.  Untunglah sepasang kawan yang duduk sejejer rela meminjamkan salah satu bukunya untuk kami pergunakan selama pelajaran geografi berlangsung.  Begitu selalu selama satu tahun, buku bersampul hijau muda itu dengan baik hati dipindahtangankan oleh kawan yang berbaik hati dengan kami yang tak mampu.

Pun saat kuliah, rupanya uang saku sisa kos dan makan tak cukup untuk sekedar fotokopi bahan kuliah, saya yang sudahlah kurang uang masih pula sering pula mata kuliah mengulang.  Kala itu kembali beruntung dipinjamkan fotokopian bahan kuliah oleh adik angkatan yang justru duluan mengambil dan lulus mata kuliah tersebut.

Orang-orang baik yang meminjamkan dan memberi sesuatu di masa lalu itu, jejaknya lekat di ingatan dan selalu menjadi doa semoga hidup mereka hidupnya baik dan kalau bisa jauh lebih beruntung dari hidup yang dinikmati sekarang.

Pun dendam akan masa lalu saat tak bisa memiliki dan menikmati hal-hal sederhana di masa lalu seperti es, snack, buku, fotokopi dan apapun, sekarang dituntaskan pada anak-anak.  Berusaha agar masa lalu tak terulang pada mereka, sembari berdoa justru sekarang semoga mereka bisa dalam  posisi adalah sebagai pemberi dan berbagi terhadap kawan yang mungkin tak mampu menikmati apa yang mereka punyai. Semoga.

Selamat menikmati hari senin, semoga semangat berbagi bahagia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun