Mohon tunggu...
R Dally Sandradiputra
R Dally Sandradiputra Mohon Tunggu... Freelancer - cryptozoologist

Cryptozoologist, Camping Lover, Hiking Lover

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kutukan untuk Bangsa Tercinta (Indonesia)

4 Agustus 2012   05:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:15 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apa ada yang tau tentang kisah Ken Arok? pasti semua bertanya apa hubungan antara kutukan untuk bangsa kita dan Kisah Ken Arok?

Menurut kitab Pararaton, Ken Arok dilahirkan di daerah yang saat ini adalah Malang pada abad ke-13. Bayi Ken Arok ditelantarkan di sebuah makam, hingga akhirnya diasuh oleh seorang pencuri bernama Lembong. Ken Arok Muda dikenal sebagai penjudi, hingga membebani orang tuanya hutang yang banyak.

Pada waktu itu, Tumapel merupakan daerah kekuasaan bawah Kerajaan Kadiri. Penguasa Tumapel adalah Tunggul Ametung, yang memiliki istri bernama Ken Dedes. Kondisi politik Kadiri waktu itu juga sedang kacau. Kertajaya dikenal sebagai raja yang kejam, bahkan meminta rakyat untuk menyembahnya. Hal ini ditentang oleh para Brahmana.

Ken Arok kemudian menjadi prajurit yang mengabdi kepada Tunggul Ametung di Tumapel. Ken Arok sangat menginginkan menjadi raja dan memperistri Ken Dedes. Akhirnya Ken Arok memesan sebuah keris untuk membunuh Tunggul Ametung. Keris ini dibuat oleh seorang pandai besi yang dikenal sangat sakti yang bernama Mpu Gandring, atas pesanan Ken Arok, salah seorang tokoh penyamun yang menurut seorang brahmana bernama Lohgawe adalah titisan wisnu. Ken Arok memesan keris ini kepada Mpu Gandring dengan waktu satu malam saja, yang merupakan pekerjaan hampir mustahil dilakukan oleh para mpu (gelar bagi seorang pandai logam yang sangat sakti) pada masa itu. Namun Mpu Gandring menyanggupinya dengan kekuatan gaib yang dimilikinya. Bahkan kekuatan tadi ditransfer kedalam keris buatannya itu untuk menambah kemampuan dan kesaktian keris tersebut.

Setelah selesai menjadi keris dengan bentuk dan wujud yang sempurna bahkan memiliki kemampuan supranatural yang konon dikatakan melebihi keris pusaka masa itu. Mpu Gandring menyelesaikan pekerjaannya membuat sarung keris tersebut. Namun belum lagi sarung tersebut selesai dibuat, Ken Arok datang mengambil keris tersebut yang menurutnya sudah satu hari dan haris diambil. Kemudian Ken Arok menguji Keris tersebut dan terakhir Keris tersebut ditusukkannya pada Mpu Gandring yang konon menurutnya tidak menepati janji (karena sarung keris itu belum selesai dibuat) selebihnya bahkan dikatakan untuk menguji kemampuan keris tersebut melawan kekuatan supranatural si pembuat keris (yang justru disimpan dalam keris itu untuk menambah kemampuannya). Dalam keadaan sekarat, Mpu Gandring mengeluarkan kutukan bahwa Keris tersebut akan meminta korban nyawa tujuh turunan dari Ken Arok.

Lalu kita lihat Kerjaan Singasari hancur,  bukan karena diserang Kerajaan lain atau Eropa, tapi karena banyak prahara  intern di kerajaan. Nah begitu juga Indonesia sekarang ini. Para pemimpin bangsa ini saling menghancurkan satu sama lain, walau tidak sampai membunuh tapi saling membunuh karakter, menjelekkan satu sama lain. Karena keserakahan untuk menjadi pemimpin di negeri ini. Apa itu karena kutukan Mpu Gandring?

Apa kita mau Negara yang kita sayangi ini hancur karena konflik Interen? Kenapa kita selalu mempersalahkan agama, budaya, bahasa kita yang berbeda?

Kita seharusnya bangga mempunyai semua yang berbeda itu. Mungkin juga benar kutukan dari Mpu Gandring itu masih ada. Apa kita hanya tinggal diam? Apa kita tidak mau berusaha untuk menghilangkan kutukan itu?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun